Beras Oplosan
Harga Beras Premium Mulai Turun Usai Mentan Amran Sikat Pelaku Pengoplosan
Satgas Pangan Polri tengah menyelidiki kasus dugaan pengoplosan beras premium oleh beberapa produsen besar.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga beras premium tercatat mengalami penurunan sekitar Rp1.000 per kemasan 5 kilogram dari yang sebelumnya Rp74.500 menjadi Rp73.500.
Penurunan harga ini terjadi setelah mencuatnya kasus pengoplosan beras bermerek premium dan kemudian dilakukan tindakan tegas pemerintah serta Satgas Pangan.
Beras dioplos yakni mencampur beras premium dengan beras medium. Kemudian dijual dengan harga premium.
Padahal berdasarkan standar mutu beras yang diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 6128:2020, beras premium berkadar air maksimal 14 persen, butir kepala minimal 85 persen, dan butir patah maksimal 14,5 persen.
Baca juga: Kasus Beras Oplosan Dinilai Mencederai Integritas Pangan Nasional
Sedangkan beras medium berkadar air maksimal 14 persen, butir kepala minimal 80 persen, dan butir patah maksimal 22 persen.
Anggota Komisi IV DPR , Endang S Thohari, mengapresiasi langkah cepat dan tegas Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mengungkap praktik kecurangan yang melibatkan dugaan pengoplosan beras premium di ritel modern.
Dia menilai keberhasilan ini berdampak langsung pada stabilisasi harga beras di pasar.
“Bagaimanapun juga, peran Pak Menteri Amran Sulaiman dan Satgas Pangan patut diapresiasi. Langkah mereka berhasil meredam gejolak harga beras yang sempat meresahkan masyarakat,” ujar Endang, Jumat (18/7/2025).
Endang menyebut keberanian Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam menindak pelaku pengoplosan, baik dari produsen besar maupun kecil, menunjukkan komitmen nyata terhadap perlindungan konsumen dan stabilitas pangan.
“Pak Amran sangat jeli dalam membaca situasi dan tidak segan bertindak tegas. Ini bentuk nyata kehadiran negara dalam memberantas mafia pangan,” katanya.
Diketahui, Satgas Pangan Polri tengah menyelidiki kasus dugaan pengoplosan beras premium oleh beberapa produsen besar.
Beberapa merek yang tengah diuji laboratorium antara lain Setra Pulen (Alfamidi) dan Setra Ramos yang diduga tidak memenuhi standar mutu beras premium sebagaimana ditetapkan pemerintah.
Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) membenarkan adanya penyesuaian harga beras premium di jaringan ritel sebagai tindak lanjut dari kebijakan tersebut.
Selisih harga yang dipotong akan diklaim oleh ritel kepada pihak produsen.
Endang menambahkan bahwa pengungkapan kasus ini merupakan bentuk kerja nyata lintas sektor, mulai dari Kementan, Satgas Pangan, hingga aparat penegak hukum.
Ia berharap langkah ini terus berlanjut hingga distribusi beras benar-benar bersih dari praktik curang.
“Kasus ini bukan hanya soal harga, tapi soal keadilan konsumen dan kepercayaan publik. Kita harus pastikan semua pelaku di sektor pangan mematuhi aturan,” pungkasnya.
Beras Oplosan
Mentan Amran: 1,3 Juta Ton Beras akan Diguyur ke Pasar untuk Tekan Harga |
---|
Marak Beras Oplosan, Pemerintah Minta Penggilingan Padi Tidak Takut Lanjutkan Usaha |
---|
Isu Beras Oplosan Bikin Pedagang Menjerit, Omzet Anjlok Hingga Harga yang Terus Melambung |
---|
Pedagang Beras di 3 Kabupaten Jateng Tak Terdampak Beras Premium Oplosan |
---|
Marak Beras Bermerek Hasil Oplosan Bikin Warga Cilacap Menyerbu Pedagang Eceran |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.