Meski Terkontraksi, Industri Alas Kaki Masih Optimis Lewat Masuknya Investasi Rp 8 Triliun
pada Juni 2025, subsektor Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki (KBLI 15) menunjukkan penurunan dari sisi pesanan dan persediaan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri alas kaki nasional saat ini masih berada dalam zona kontraksi. Berdasarkan data Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada Juni 2025, subsektor Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki (KBLI 15) menunjukkan penurunan dari sisi pesanan dan persediaan.
Meski demikian dari sisi produksi tetap mengalami ekspansi. Maka, hal ini menandakan aktivitas produksi masih berjalan, namun dihadapkan pada tantangan menurunnya permintaan yang membuat produk tertahan di gudang.
Baca juga: IKI Juni 2025 Melemah ke 51,84, Masih Ekspansif Meski Ditekan Kondisi Global
"Kontraksi terjadi dari banyak produk yang tertahan di gudang," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian Sri Bimo Pratomo dalam Konferensi Pers Rilis IKI, Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (30/6/2025).
Kontraksi ini didorong oleh ketidakpastian global, khususnya akibat kebijakan tarif resiprokal yang sedang digodok pemerintah Amerika Serikat. Padahal AS merupakan pasar utama ekspor alas kaki Indonesia.
Lebih lanjut, Bimo menyebutkan, impor alas kaki meningkat tajam sebesar 32,92 persen dari 17.000 ton pada Maret ke 22.700 ton pada April 2025.
Sementara itu konsumsi rumah tangga atau domestik juga mengalami penurunan dari 1,69 persen menjadi 1,65 persen pada triwulan I. Hal ini karna penurunan ukuran pasar domestik dan meningkatnya harga pokok dan lainnya.
Baca juga: IKI Fase Ekspansi, Komisi VII: Kinerja Industri Nasional Tangguh dalam Ketidakpastian Ekonomi Global
Meski demikian, Bimo menyatakan sektor ini tetap menyimpan potensi besar. Di mana masuknya investasi Penanaman Modal Asing (PMA) lebih dari Rp 8 triliun sepanjang Januari-Mei 2025.
Selain itu, ada pembangunan kapasitas produksi lebih dari 64,6 juta pasang alas kaki dan 214,6 juta komponen alas kaki. Pada bulan Juni ini ada tiga investasi baru di industri alas kaki, dengan nilai sekitar Rp 3 triliun.
"Bahwa yang menggembirakan, meskipun ada kontraksi sedikit tapi investasi PMA dari alas kali terlihat menggembirakan pada Januari hingga Mei 2025. Ini artinya alas kaki masih bisa berpotensi tumbuh berkembang jadi basis produksi alas kaki dunia," jelasnya.
Baca juga: IKI Februari 2025 Meningkat, Kemenperin Pantau Kinerja Industri Elektronika
Selain itu, perjanjian perdagangan IEU-CEPA yang tengah dirampungkan dengan Uni Eropa membuka peluang ekspor yang lebih luas ke pasar Eropa, seiring rencana penghapusan tarif bea masuk untuk produk alas kaki asal Indonesia.
Bimo menambahkan, posisi nilai IKI KBLI 15 di bulan Juni 2025 hanya sedikit di bawah level ekspansi. Menurutnya ini menandakan adanya perbaikan secara terus menerus dibandingkan dua bulan sebelumnya.
"Diharapkan kedepannya produksi tetap terjaga, pesanan akan meningkat dan aliran produk keluar dari gudang penyimpanan semakin membaik, sehingga KBLI 15 mencapai level ekspansi di bulan Juli 2025," kata Bimo.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.