IKI Juni 2025 Melemah ke 51,84, Masih Ekspansif Meski Ditekan Kondisi Global
Subsektor dengan nilai IKI tertinggi pada Juni 2025 adalah Industri Alat Angkut Lainnya dan Industri Pengolahan Tembakau.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Juni 2025 tercatat sebesar 51,84. Meski masih berada di zona ekspansif, angkanya melemah dibandingkan Mei 2025 yang sebesar 52,11. Angka tersebut juga lebih rendah 0,66 poin dibandingkan capaian Juni tahun lalu.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arief menjelaskan, perlambatan ini tak lepas dari sejumlah faktor global, meningkatnya eskalasi konflik di Timur Tengah yang turut mendorong kenaikan harga energi dan komoditas, hingga akhirnya berdampak pada biaya input dan kinerja industri manufaktur nasional.
Baca juga: IKI Fase Ekspansi, Komisi VII: Kinerja Industri Nasional Tangguh dalam Ketidakpastian Ekonomi Global
"Pada Juni 2025, banyak kejadian yang telah mempengaruhi dan berdampak terkadang IKI. Yang pertama adalah gejolak politik yang terjadi di Timur Tengah. Terutama adalah konflik politik antara Iran dan Israel dan kemudian juga berhimpas pada kenaikan harga energi di tingkat dunia. Kejadian ini menurut kami perlu diperhatikan, terutama dampaknya terhadap IKI," kata Febri dalam Konferensi Pers Rilis IKI Juni 2025, Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (30/6/2025).
Sebanyak 18 subsektor ekspansif dengan kontribusi terhadap PDB industri pengolahan non migas triwulan 1 2025 sebesar 92,2 persen. Pada bulan ini ada 5 subsektor yang masuk pada status kontraksi, dimana bulan sebelumnya hanya 2 subsektor.
Subsektor dengan nilai IKI tertinggi pada Juni 2025 adalah Industri Alat Angkut Lainnya dan Industri Pengolahan Tembakau.
Baca juga: IKI Februari 2025 Meningkat, Kemenperin Pantau Kinerja Industri Elektronika
Adapun 5 subsektor yang mengalami kontraksi adalah reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan, industri komputer, barang elektronik dan optik, industri peralatan listrik, industri kulit, industri barang dari kulit dan alas kaki, industri mesin dan perlengkapan ytdl.
"Secara makro kami menyampaikan bahwa Industri manufaktur, industri pengolahan non migas pada bulan Juni 2024 mengalami peningkatan permintaan, tapi mengalami penurunan produksi sedikit," imbuhnya.
Kondisi permintaan yang naik tapi produksinya menurun, Febri menyebut ditutupi dari stok barang yang diproduksi pada bulan sebelumnya.
Kemudian pada orientasi pasar produk manufaktur, ekspor dan domestik, IKI perusahaan industri yang berorientasi ekspor sedikit mengalami pelambatan 0,14 poin menjadi 52,19.
Hal ini disebabkan karena masih ada pengaruh dari kondisi perang dagang dan juga kenaikan eskalasi politik di Timur Tengah. Demikian pula untuk industri yang berorientasi domestik, nilai IKI juga melambat 0,50 poin menjadi 51,32.
Khusus untuk industri yang orientasi pada pasar domestik penurunannya disebabkan karena produksi yang menurun, lantaran industri masih menggunakan stok yang ada di gudang untuk memenuhi permintaan yang meningkat.
Kegiatan usaha secara umum tercatat stabil, 77,2 persen responden menyampaikan kegiatan usahanya membaik dan stabil.
Proporsi industri yang menyatakan kondisi usahanya membaik sebanyak 32,1 persen meningkat 3,2 persen dari bulan sebelumnya. Kemudian pelaku usaha yang menyatakan kondisi usahanya stabil sebesar 45,1 persen.
Presentasi pelaku usaha yang menyatakan kondisi usahanya menurun di bulan Juni 2025 turun 2,9 persen menjadi 22,8 persen.
"Pandangan pelaku usaha terhadap kondisi usaha industri pada 6 bulan ke depan, tingkat optimismenya menunjukkan trend penurunan. Optimismenya sedikit menurun dibandingkan dengan Mei 2025 menjadi sebesar 65,4 persen atau turun 0,8 persen. Presentasi pelaku usaha yang menyatakan kondisi usahanya tetap stabil, naik 0,2 persen menjadi 25,2 persen Presentasi pesimisme pelaku usaha naik 0,6 persen menjadi 9,0 persen pada bulan Juni 2025," jelasnya.
Pasokan HGBT Dikurangi, Kemenperin Sebut Bikin Industri RI Kalah Saing dan Akhirnya Terjadi PHK |
![]() |
---|
Kemenperin Ungkap Pengetatan Pasokan HGBT Ancam 134.000 Pekerja Industri |
![]() |
---|
Pertumbuhan Manufaktur Bisa Lebih Tinggi, tapi Diperlukan Kebijakan Pro Industri |
![]() |
---|
Dibanding PMI, Kemenperin Ungkap IKI Lebih Mewakili Kondisi Nyata Industri Nasional |
![]() |
---|
22 Subsektor Ekspansi, IKI Juli 2025 Tembus 52,89 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.