Senin, 6 Oktober 2025

Penjualan Mobil Listrik Denza Meroket, Kemenperin: Tahun Depan Mereka Harus Mulai Produksi di RI

Sepanjang Maret, penjualan Denza D9 tembus 1.587 unit. Brand yang merupakan bagian dari BYD tersebut baru dirilis pada 22 Januari 2025

Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
Lita Febriani
PENJUALAN DENZA D9 - Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kementerian Perindustrian Mahardi Tunggul saat ditemui Wartawan di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (30/4/2025). Penjualan mobil listrik Denza D9 yang merupakan model MPV terus naik sejak pertama kali diluncurkan pada Januari 2025. (Tribunnews.com/Lita Febriani). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penjualan kendaraan listrik terus naik setiap waktu. Dari periode Januari hingga Maret, mobil EV telah terjual hingga 16.535 unit. Sedangkan saat Maret mencapai 8.835 unit.

Penjualan saat Maret lalu naik 70,46 persen dibandingkan bulan Februari yang hanya berada di angka 5.183 unit. Model paling banyak menarik perhatian ialah premium MPV Denza D9.

Sepanjang Maret, penjualan Denza D9 tembus 1.587 unit. Brand yang merupakan bagian dari BYD tersebut baru dirilis pada 22 Januari 2025 dengan harga Rp 950 jutaan.

Baca juga: Denza D9 Jadi MPV Terlaris, Jauh Terpaut di Bawahnya Ada Toyota Sienna

Pada bulan Januari sendiri, D9 hanya terjual 25 unit. Penjualannya meroket ke angka 912 unit pada Februari dan saat Maret naik lagi menjadi 1.587 unit.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kementerian Perindustrian Mahardi Tunggul mengatakan tahun depan brand sudah harus mulai produksi EV di Indonesia.

"Teman-teman brand EV ini seperti Denza, Wuling, BYD dan lain-lain, mereka menikmati insentif bebas pajak, PPNBM dan lain-lain, itu dengan skema importasi komitmen investasi. Sehingga tahun depan itu mereka sudah harus mulai produksinya di Indonesia," tutur Tunggul saat ditemui Wartawan di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Baca juga: Mengenal Teknologi e⊃3; Platform yang Diaplikasikan di Model Z9GT dan Denza Z8

Skema investasi dengan kuota importasi tersebut harus mengikuti konsep one by one, dimana banyaknya kendaraan yang di impor juga harus diproduksi lokal dengan jumlah yang sama.

"One by one itu misalnya tahun ini kita berikan mereka kuota importasi 1.000 unit, mulai tahun depan juga mereka harus memproduksi 1.000 unit juga. Satu banding satu tadi itu," ucapnya.

Tunggul memastikan, saat brand mengambil insentif importasi, mereka juga harus berkomitmen melakukan investasi produksi dalam negeri.

"Oh iya, pasti. Kalau memang mereka sudah pakai dan ngambil insentif importasi dengan komitmen investasi itu, otomatis mereka sekarang sudah proses pembangunan pabrik dan lain-lain, sehingga tahun depan sudah ready untuk produksi," ungkap Dirjen IMATAP.

Denza merupakan sub-brand dari BYD. BYD sendiri sudah membangun fasilitas produksi mobil di Subang, Jawa Barat. Sedangkan untuk Denza sendiri belum dipastikan akan menggunakan fasilitas yang sama atau berbeda.

"Yang BYD Subang. Kalau Denza saya belum dapet informasi. Kalau terkait investasi sebenarnya sudah ada angkanya, tapi saya spesifik nggak begitu ingat. Nggak hapal saya angkanya, nanti khawatir saya takut salah keluarkan," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved