Minggu, 5 Oktober 2025

Kinerja APBN 2025 Defisit Rp31,2 Triliun, Menkeu Sri Mulyani Sebut Masih Terkendali

Sri Mulyani memastikan bahwa keseimbangan Primer hingga akhir Februari 2025 dalam posisi surplus sebesar Rp48,1 triliun.

Nitis/Tribunnews
APBN FEBRUARI 2025 DEFISIT - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan, kinerja Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) hingga Februari 2025 sudah mengalami defisit sebesar Rp 31,2 triliun. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan, kinerja Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) hingga Februari 2025 sudah mengalami defisit sebesar Rp 31,2 triliun.

"Terjadi defisit Rp31,2 triliun. Untuk posisi akhir Februari atau ini sebesar 0,13 dari PDB," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Kamis (13/3/2025).

Bendahara negara menyatakan, defisit sebesar Rp 31,2 triliun itu nilainya masih dalam target dari postur APBN 2025 yaitu sebesar Rp 616,2 triliun.

Baca juga: Kemenkeu Tunda Laporan APBN Sebulan, Sri Mulyani: Datanya Masih Belum Stabil 

"Saya ingatkan kembali kolom sebelahnya, APBN didesain dengan defisit Rp616,2 triliun. Jadi ini defisit 0,13 persen tentu masih di dalam target desain APBN sebesar 2,53 persen dari PDB yaitu Rp616,2 triliun," ujar Sri Mulyani.

Meski begitu, Sri Mulyani memastikan bahwa keseimbangan Primer hingga akhir Februari 2025 dalam posisi surplus sebesar Rp48,1 triliun.

Berdasarkan paparannya, pendapatan negara hingga akhir Februari telah terkumpul Rp316,9 triliun, di mana penerimaan perpajakan Rp240,4 triliun atau 9,7 persen dari target tahun ini. 

"Penerimaan pajak Rp187,8 triliun atau 8,6 persen dari target. Sementara kepabeanan dan cukai Rp52,6 triliun, ini adalah 17,5 persen dari target Rp301,6 triliun di APBN," jelas dia.

"Untuk PNBP, kita telah mengumpulkan Rp76,4 triliun hingga akhir Februari. Ini artinya 14,9 persen dari target PNBP tahun ini yang sebesar Rp513,6 triliun," sambungnya.

Sementara dari sisi belanja negara realisasinya mencapai Rp 348,1 triliun. 

Belanja ini terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp 211,5 triliun atau 7,8 persen dari target belanja pemerintah pusat. Serta transfer ke daerah sampai akhir Februari mencapai Rp136,6 triliun. 

"Dari persentase ini (transfer daerah) lebih tinggi dari bahkan kecepatan belanja pemerintah pusat, yaitu 14,9 persen dari total transfer tahun ini sebesar Rp919 triliun," ungkap Sri Mulyani.

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved