Sewindu Ikatan Dinas, Wilmar Cetak Profesional di Industri Sawit
Selama delapan tahun, ikatan dinas Wilmar telah berhasil melahirkan tenaga profesional yang kini menduduki posisi kunci di perusahaan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wilmar terus berkomitmen mencetak tenaga profesional melalui program ikatan dinas kepada lulusan penerima beasiswa, yang bekerja sama dengan Institut Stiper (Instiper) Yogyakarta.
Selama delapan tahun, ikatan dinas ini telah berhasil melahirkan tenaga profesional yang kini menduduki posisi kunci di perusahaan.
Menurut Direktur Operasional Wilmar Cheah Cee Wai, para penerima beasiswa yang mengikuti ikatan dinas mendapatkan kesempatan luas untuk mengembangkan diri serta memberikan kontribusi positif bagi perusahaan. Saat ini, mereka telah menempati posisi strategis dalam struktur organisasi.
Hasil yang mereka raih merupakan buah dari proses belajar dan kerja keras untuk menjadi profesional di bidangnya masing-masing.
Baca juga: Libatkan Perguruan Tinggi, Wilmar Siapkan SDM Unggul di Industri Sawit
“Kami selalu memberikan kesempatan bagi karyawan untuk terbang lebih tinggi bersama perusahaan,” katanya dalam Wilmar Scholarship Program, Workshop and Graduation di Serang (18/2/2025).
Acara tersebut juga menjadi momen kelulusan bagi penerima beasiswa yang telah menyelesaikan ikatan dinas selama delapan tahun dengan perusahaan.
Dia menilai, program ini cukup berhasil, dengan tingkat keberlanjutan ikatan dinas mencapai 68,75 persen, yang terhitung sejak mereka memasuki Instiper hingga berakhirnya ikatan dinas.
Salah satu penerima beasiswa, Roy Hidayat, yang kini menjabat sebagai Deputi Factory Manager PT Wilmar Padi Indonesia, Serang, menyampaikan rasa syukurnya atas kesempatan memperoleh pengalaman di berbagai industri yang dioperasikan perusahaan.
“Perusahaan telah membuka pintu bagi saya untuk mengembangkan kemampuan. Saya selalu mengambil peluang yang ada,” ujar dia.
Menurut Roy, akses ke pendidikan tinggi dan peluang kerja yang diberikan oleh Wilmar telah membantunya meraih kehidupan yang lebih baik.
“Saya kini dapat membantu keluarga, membeli rumah, dan kendaraan. Saya adalah orang pertama di keluarga yang bekerja di perusahaan berskala global,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Assistant Supervisor PT Gersindo Minang Plantation Antonius Umbulero mengungkapkan, bekerja di industri kelapa sawit masih langka di daerah asalnya, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, yang masih didominasi sektor pertanian tradisional.
Program beasiswa ini memberinya kesempatan untuk menimba pengalaman, membangun karakter, serta meningkatkan keterampilan dan kemampuan bersosialisasi.
“Saya bersyukur bisa mengikuti program beasiswa ini. Saya bisa merasakan perbedaan antara daerah saya dan wilayah lain di Indonesia,” katanya.
Ke depan, Umbulero berharap dapat terus berkembang bersama perusahaan dengan terus belajar dari berbagai tantangan dan peluang yang ada.
Kemenperin Perkuat Peran Indonesia dalam Rantai Pasok Halal Global melalui Halal Indo 2025 |
![]() |
---|
Ekonom: Perusakan Kebun Sawit Ganggu Iklim Investasi, Kerugian Negara Capai Rp174 Triliun per Tahun |
![]() |
---|
Emiten Surya Biru Murni Rombak Jajaran Direksi Usai Julianto Setyoadji Mengundurkan Diri |
![]() |
---|
Masih Banyak Mobil Dinas Pejabat Nyalakan Rotator di Jalan Protokol Jakarta |
![]() |
---|
Bukan Hanya Main HP, Ini 5 Pelanggaran Sekdis Koperasi hingga Dicopot Gubernur Sumut Bobby Nasution |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.