Praktisi Kehumasan Perlu Beradaptasi dengan Teknologi Digital
Media digital kini telah menjadi bagian dari ekosistem strategis dalam membangun hubungan yang kuat dan berkelanjutan dengan para pemangku kepentingan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teknologi digital, terutama media digital kini telah menjadi bagian dari ekosistem strategis dalam membangun hubungan yang kuat dan berkelanjutan dengan para pemangku kepentingan.
Karenanya, para praktisi kehumasan perlu segera beradaptasi dengan teknologi digital.
"Kalau masih ada yang memilih untuk tidak hadir di dunia digital atau di dunia sosial media, berarti Anda memilih untuk tidak terlibat dalam pembicaraan,” ujar Wakil Ketua Umum Perhumas Indonesia, Haviez Gautama di acara Indonesia Public Relation Awards 2025 di Jakarta, Jumat (24/1/2025).
Dia mengatakan, kompleksitas audiens menjadi faktor penting dalam penyebarluasan informasi di dunia digital dan praktisi kehumasanharus bisa melakukan pendekatan yang lebih dinamis.
“Sekarang ini jamannya generasi Z, bukan genset ya. Generasi Z menjadi jauh berbeda dari mungkin ketika saya mulai 25 tahun lalu di industri PR ini.
Beragam kebutuhan dan ekspektasi audiens juga mengharuskan kita menggunakan pendekatan yang lebih dinamis,” tutur Haviez.
Dia juga bilang, krisis kepercayaan public menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi dalam dunia digital.
Laporan Edelman Trust Barometer 2024 menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi bisnis cenderung menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Tapi orang lebih ingin mendengar langsung dari individual di perusahaan-perusahaan tersebut, eksekutif dari perusahaan-perusahaan tersebut sehingga transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan audiens,” tegas Haviez.
Baca juga: UM Sabet Penghargaan Tertinggi Keterbukaan Informasi Publik 2024 dari Komisi Informasi Pusat
Disisi lain, praktisi kehumasaan harus bisa bersanding dengan kecepatan media digital.
Informasi dewasa menyebar begitu cepat dimana menurut riset statista 2024, 53 persen konsumen mengharapkan respon dalam waktu kurang dari 1 jam.
“Jadi kita sudah tidak lagi can afford untuk complacent gitu ya. Kita mau gak mau harus punya mekanisme yang mumpuni untuk bisa mengidentifikasi isu secara early, intercept, dan kemudian address,” kata Haviez.
Baca juga: Kominfo Ungkap Teknologi Kecerdasan Buatan jadi Tantangan Kehumasan di Masa Depan
Muhamad Ihsan, CEO & Chief Editor Warta Ekonomi mengatakan, humas memiliki peran penting sebagai penghubung yang membangun jembatan antara organisasi dan berbagai pemangku kepentingan.
“Banyak yang kurang menyadari bahwa pengendalian informasi, memelihara citra, menjaga image di depan publik merupakan pekerjaan yang sangat tidak gampang,” kata Ihsan.
Situs Berita Online Tech In Asia Indonesia Umumkan Berhenti Beroperasi 15 Juli 2025 |
![]() |
---|
Lab Komputer Keliling Dorong Pemerataan Akses Teknologi Digital di Wilayah 3T |
![]() |
---|
Israel Batasi Wartawan Beritakan Dampak Serangan Iran ke Tel Aviv, Ben Gvir: Membahayakan Negara |
![]() |
---|
Israel Mulai Batasi Media: Video dan Foto Bangunan Hancur yang Dirudal Iran Akan Disensor Ketat |
![]() |
---|
Telkom Perkenalkan StuntingHub, Platform Solusi Pantau Cegah Stunting |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.