BPR Perlu Adopsi Teknologi Digital Agar Tetap Kompetitif di Industri Perbankan
BPR dituntut adaptif dengan mengadopsi teknologi digital agar mudah menjangkau nasabah sekaligus tetap kompetitif di lanskap perbankan
Penulis:
Choirul Arifin
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri jasa keuangan bank perkreditan rakyat (BPR) dituntut adaptif dengan mengadopsi teknologi digital agar lebih mudah menjangkau nasabah, sekaligus tetap kompetitif di lanskap perbankan nasional.
"Saat ini bagaimanapun, pengembangan teknologi harus dilakukan oleh BPR, maka itu dibtuhkan sumber daya yang kuat karena nasabah ingin dilayani lebih cepat, lebih mudah dan lebih aman," kata Direktur Utama BPR Perdana Ricardo Simatupang saat memperkenalkan logo baru BPR Perdana, Sabtu (14/6/2025).
Baca juga: Resmi! PT BPR Lesca Dana Jakarta Ganti Nama Jadi PT Bank Perekonomian Rakyat Lesca Dana Jakarta
"Kita nggak punya pilihan, harus memanfaatkan teknologi digital sebab nasabah ingin dilayani lebih cepat dan sederhana, jawabannya adalah dengan pengembangan teknologi."
"Kami mengalokasikan jumlah yang cukup signifikan untuk pengembangan teknologi ini. Kami membangun core banking system agar kami bisa berdaptasi dengan situasi sekitar yang berkembang misalnya melalui pengembangan aplikasi-aplikasi pendukung," beber Ricardo.
Dia menjelaskan, pengembangan core banking system di BPR Perdana sudah dimulai sejak 2 tahun lalu dan sejauh ini berjalan mulus. "OJK dan Bank Indonesia sebagai regulator sangat mendukung upaya ini. Seperti yang dituangkan di roadmap OJK, BPR diharapkan mampu memberikan layanan berbasis teknologi," beber Ricardo.
Baca juga: Siapkan SDM di Industri BPR, Perbarindo Gandeng Perguruan Tinggi
Dukungan juga diberikan oleh Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) sebagai asosiasi yang menghimpun bank-bank BPR di Indonesia. "Perbarindo memberikan kesempatan kepada kami untuk bekerja sama dengan vendor-vendor yang teknologinya bisa kita manfaat bersama-sama (dengan BPR lain) sehingga biaya yang harus kita keluarkan bisa lebih murah," ungkap Ricardo.
Kinerja Keuangan
Terkait kinerja keuangan, Ricardo bersyukur fungsi intermediasi yang dijalankan selama 2024 berjalan cukip baik. "Kita bersyukur fungsi intermediasi kita berjalan dengan baik. Tabungan kami tumbuh 20 persen, deposito berjangka tumbuh 81 persen, dan kredit atau pembiayaan kami tumbuh 39 persen serta total aset tumbuh 41 persen," kata dia.
Menurutnya, angka-angka tersebut tumbuh di atas rata-rata industri BPR. "Itu yang membuat kita lebih percaya diri menatap tantangan bisnis ke depannya," kata Ricardo.
Baca juga: Sudah Dicegah Keluar Negeri, KPK Panggil Dirut BPR Bank Jepara Artha Jhendik Handoko
Untuk proyeksi bisnis di 2025, dia berharap pertumbuhan bisnis tahun ini tidak lebih kecil dari tahun sebelumnya alias minimal sama seperti kinerja di 2024.
"Kita bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk membangun bisnis kita agar kita nggak sendirian. Misalnya, untuk pembiayaan, kita bekerja sama secara referral dan lain-lain," ujarnya.
Sektor-sektor yang banyak dibiayai secara umum adalah ke UMKM di sektor perdagangan, termasuk kontraktor-kontraktor kecil yang levelnya UMKM juga pembiayaan di otomotif seperti ke bengkel motor dan mobil.
Berdasar data Bank Indonesia, penyaluran kredit baru BPR menunjukkan tren peningkatan, dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 80,persen pada survei triwulan III 2024 oleh Bank Indonesia.
Statistik Perbankan Indonesia (SPI) OJK bulan Februari 2025 mencatat, jumlah BPR di Tanah Air mencapai 1.356 bank. Jumlah itu menyusut 37 bank dari 1.393 bank pada Februari 2024.14 Mei 2025
Ricardo mengatakan, proyeksi bisnis perusahaan di 2025 didukung semangat baru melalui perubahan logo sebagai simbol transformasi dan komitmen baru.
"Logo baru ini adalah refleksi semangat baru untuk berinovasi dan menjadi lembaga keuangan yang lebih dekat ke masyarakat khususnya UMKM yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian nasional," kata Ricardo Simatupang. (tribunnews/fin)
KPK Dalami Peran Dirut BPR Bank Jepara Artha Terkait Kasus Kredit Fiktif |
![]() |
---|
Teknologi Digital Atasi Hambatan Bahasa di Pertanian Fukui, Jepang: Tenaga Asing Jadi Kunci Sukses |
![]() |
---|
PDGI: Jangkau Lebih Banyak Pasien Dokter Gigi Perlu Manfaatkan AI dan Teknologi Digital |
![]() |
---|
Hubungan Antara Pendidikan dan Teknologi Digital: Kerja Sama untuk Masa Depan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.