Rabu, 1 Oktober 2025

Pengamat UGM: Hilirisasi Nikel Dianggap Gibran Bagai Lampu Aladin Padahal Perlu Dievaluasi

Gibran mengungkapkan bahwa hilirisasi merupakan jalan keluar dari permasalahan yang ada dan bisa membawa Indonesia jadi negara maju.

EKSPLORASI
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menyoroti kebijakan hilirisasi sumber daya mineral khususnya nikel, yang terus digaungkan oleh Pemerintah. 

Pada 2022 nilai ekspor nikel setelah menjadi produk setengah jadi meningkat menjadi Rp360 triliun.

Namun, nilai tambah hilirisasi nikel masih rendah, diperkirakan sekitar 30 persen dari nilai tambah yang dihasilkan hilirisasi, 70 persen nilai tambah dinikmati oleh investor China.

Lapangan pekerjaan baru yang diciptakan hilirisasi tidak begitu banyak lantaran investor mengusung tenaga kerja dari China. Angka kemiskinan di Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara justru meningkat.

"Rendahnya lapangan pekerjaan baru dan tingginya angka kemiskinan itu mengindikasikan bahwa nilai tambah hilirisasi tidak dinikmati masyarakat setempat," papar Fahmy.

"Ironisnya, masyarakat setempat justru menanggung dampak kerusakan lingkungan akut dari pertambangan dan smelter nikel. Calon pemimpin seharusnya menyadari bahwa hilirisasi bukan Lampu Aladin yang bisa menjadi solusi berbagai permasalahan bangsa," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved