Minggu, 5 Oktober 2025

Garuda Indonesia Catatkan Peningkatan Pendapatan 48,32 Persen di Kuartal III 2023

Optimalisasi jaringan penerbangan juga akan terus laksanakan melalui peningkatan frekuensi penerbangan.

Endrapta Pramudhiaz/Tribunnews.com
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Optimalisasi jaringan penerbangan juga akan terus laksanakan melalui peningkatan frekuensi penerbangan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia mencatat peningkatan pendapatan 48,32 persen menjadi 2.233,25 juta dolar AS di Kuartal 3 Tahun 2023 (Q3-2023).

Peningkatan tersebut dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Lalu, pendapatan usaha Garuda Indonesia Group hingga Q3-2023 tumbuh sebesar 60 persen dibandingkan pendapatan usaha pada akhir periode Kuartal 2 Tahun 2023 (Q2-2023).

Baca juga: Garuda Indonesia Travel Fair Tahun 2023, Ada Potongan Harga untuk Rute Domestik dan Internasional

Sebagaimana disampaikan dalam Laporan Keuangan Konsolidasian Garuda Indonesia di Q3-2023, pertumbuhan pendapatan usaha Garuda Indonesia hingga Q3-2023 tersebut turut dikontribusikan oleh Pendapatan usaha perseroan.

Dihasilkan dari penerbangan berjadwal yang meningkat 49,02 persen year-on-year (YoY) menjadi 1,72 miliar dolar AS penerbangan tidak berjadwal meraih pendapatan sebesar 274,25 juta dolar AS, dan pendapatan lainnya mencapai 234,91 juta dolar AS

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan bahwa setelah berhasil merampungkan restrukturisasi utang pada akhir 2022 lalu, Garuda Indonesia terus mengakselerasikan berbagai langkah transformatif perbaikan kinerja.

"Dengan indikator kinerja keuangan yang semakin membaik, termasuk posisi EBITDA serta rasio cash flow Perusahaaan, outlook pemulihan kinerja kami harapkan secara bertahap dapat terus berangsur membaik secara konsisten," ujarnya, Rabu (1/11/2023).

Di tengah fase pemulihan sektor aviasi pasca-pandemi, ucap Irfan, pihaknya menyadari bahwa langkah pemulihan kinerja perlu dilakukan secara prudent dengan memperhatikan shifting behavior masyarakat dalam bermobilisasi usai pandemi dinyatakan berakhir.

"Selain itu, isu supply chain di tengah gerakan masif restorasi armada berbagai maskapai global menjadi salah satu tantangan tersendiri dalam upaya kami memaksimalkan ketersediaan alat produksi," ucap Irfan.

Irfan menjelaskan, langkah tersebut akan diselaraskan dengan berbagai inisiatif strategis seperti peningkatan kapasitas produksi, di mana sejak pertengahan tahun 2023 Garuda Indonesia mulai merealisasikan proses delivery 5 (lima) armada narrow body secara bertahap.

"Di sisi lain, optimalisasi jaringan penerbangan juga akan terus kami laksanakan melalui peningkatan frekuensi penerbangan pada berbagai rute berkinerja positif," tambahnya.

Irfan menambahkan, melalui optimalisasi jaringan penerbangan tersebut, Garuda Indonesia mencatatkan peningkatan rata-rata trafik penerbangan mencapai 5 ribuan penerbangan per bulan pada kuartal 3 tahun ini.

"Hal tersebut turut tercermin dalam tingkat utilisasi armada sebesar 9:12 per hari pada periode September 2023 untuk keseluruhan operasional penerbangan," jelas Irfan.

Solidnya pertumbuhan kinerja usaha juga terlihat dari tren pertumbuhan kinerja operasi, di mana hingga periode Q3-2023 (YTD September 2023) Garuda Indonesia secara Group berhasil mengangkut sebanyak 14,28 juta penumpang, tumbuh 36,05 persen dibandingkan capaian angkutan penumpang pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Pada periode yang sama, Garuda Indonesia sebagai main brand juga mencatatkan pertumbuhan angkutan penumpang sebesar 55,48 persen menjadi 5,76 juta penumpang—terdiri dari 4,58 juta penumpang domestik dan 1,18 juta penumpang internasional yang masing-masing tumbuh secara signifikan sebesar 41,44 persen dan 153,75 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Tren positif tersebut turut diperkuat oleh optimisme dari sisi tingkat keterisian pesawat atau Seat Load Factor (SLF), di mana pada periode YTD September 2023 Garuda Indonesia berhasil mencatatkan SLF sebesar 71,02 persen atau 7,72 persen lebih tinggi dibandingkan capaian pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar 65,93 persen.

Selain itu, Garuda Indonesia berhasil mempertahankan tingkat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP) dengan capaian 87,8 persen dari total 44.353 keberangkatan pada periode YTD September 2023.

Lebih lanjut, tren pertumbuhan bisnis kargo Garuda Indonesia Group juga mulai terlihat melalui catatan angkutan kargo yang mencapai 44.180,27 ribu ton pada periode Q3-2023, atau tumbuh sebesar 14,17 persen dibandingkan angkutan kargo pada Q2-2023 yang tercatat sebesar 38.697,83 ribu ton.

"Kami juga telah melakukan uji coba pengoperasian pesawat freighter narrow body, dengan fokus pengembangan pasar general commodity dan sektor komoditas ekspor. Harapannya, melalui uji coba tersebut, optimalisasi pasar kargo menggunakan pesawat freighter narrow body tersebut dapat segera direalisasikan mulai akhir tahun ini," jelas Irfan.

Di tengah langkah akselerasi tersebut, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri transportasi udara dengan alat produksi yang sebagian besar merupakan armada leasing, Garuda Indonesia memahami bahwa terdapat kaidah pencatatan kinerja keuangan yang harus dipatuhi.

Termasuk di dalamnya penerapan standar akuntansi PSAK 73 yang mengatur pembukuan transaksi sewa pada beban operasi, volatilitas kurs hingga berbagai aspek makro ekonomi seperti fluktuasi harga avtur.

"Dengan kondisi tersebut, di tengah fundamen kinerja operasi yang mulai membaik, kinerja keuangan Garuda Indonesia pada Q3-2023 ini membukukan rugi bersih sebesar 72,07 juta dolar AS," terangnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved