Usai Digabungkan Jokowi, Badan Karantina Indonesia Dinilai Bisa Setara dengan Australia dan Amerika
Peran strategis Barantin kedepan harus menjadi lebih kuat sebagai negara berdaulat dalam kerangka pelaksanaan ketentuan SPS-WTO.
Oleh karena itu, ia berharap Karantina lebih berperan aktif dalam pencegahan dan eradikasi dalam kawasan karantina jika terjadi wabah OPTK.
Menurutnya, fenomena yang terjadi menuntut prefesionalitas dan kompetensi yang semakin tinggi.
Spesialisasi dan keahlian khusus di masing-masing bidang teknis akan menjadi dasar kuat untuk pengembangan Barantin ke depan.
Kebijakan dan pengambilan keputusan perkarantinaan didasarkan pada justifikasi ilmiah sehingga orang-orang di BArantin harus selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi, pengetahuan, dan ilmu terbaru.
Dengan tantangan ke depan yang semakin berat, Andi berharap Barantin dipimpin oleh orang yang professional, pejabat karir bukan politisi atau yang lainnya. Memiliki pemahaman teknis karantina yang mumpuni, dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang selalu update.
"Situasi dunia, ilmu pengetahuan terus berkembang. Kita tidak ingin karantina menjadi follower, tapi berharap karantina Indonesia semakin diperhitungkan dan menjadi trend setter di percaturan dunia,” pungkasnya. (Dina Hutauruk/Kontan)
Sumber: Kontan
Jawaban Jokowi soal Absennya Gibran di Pelantikan Menteri Kabinet |
![]() |
---|
Badan Pengkajian MPR RI Soroti Tantangan Demokrasi di Era Digital |
![]() |
---|
Nasib Pilu Produsen Alsintan Madiun: Jokowi Janji Beli 1.000 Unit 10 Tahun Lalu, Kini Malah Merugi |
![]() |
---|
Afriansyah Noor Dilantik sebagai Wamenaker, KSPSI Dorong Fokus Baru pada Perluasan Lapangan Kerja |
![]() |
---|
Keputusan Baleg DPR soal Evaluasi Prolegnas Prioritas 2025, Ada RUU Perampasan Aset & RUU Kepolisian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.