Tribunners / Citizen Journalism
Rokok Ilegal dan Ikhtiar Menjawab Ketidakadilan di Madura Jawa Timur
Mereka mengeluh keringat perjuangan mereka menanam tembakau dibalas dengan air tuba.Tembakau saat sudah kering dan siap dijual justru ada rokok ilegal
Editor:
willy Widianto
Tentu tidak hanya Haji Her, banyak pengusaha lokal yang juga mengikuti jejak langkahnya dan kemudian menjadi ‘tempat lari’ para petani tembakau Madura. Dengan kehadiran para pengusaha lokal ini, para petani akhirnya lebih merasa nyaman dengan pengusaha lokal. Mereka dimanja dengan harga-harga tembakau yang menjulang tinggi.
Para petani banyak menikmati keuntungan, karena tembakau mereka bisa dihargai dengan harga Rp 50.000 sampai dengan Rp 70.000 per kilogram. Sementara sebelum kehadiran mereka, harga tembakau rata-rata hanya berkisar 10.000 sampai 30.000 per kilogram.
Bahkan bukan hanya petani tembakau yang menikmati hasil kebangkitan pengusaha lokal ini. Selain pengusaha lokal membuat pabrik rokok sendiri, mereka saat ini juga menghidupkan ratusan industri rumahan Pabrik Rokok Rakyat (PRM) yang ada di wilayah Madura. PRM ini telah mampu mendongkrak tenaga kerja yang sangat besar di Madura dan CSR mereka juga banyak dinikmati kaum dhuafa’ dan orang-orang tidak mampu di Madura. Mereka laksana oasis di tengah gersangnya perhatian para kaum kapitalis dan penguasa terhadap rakyat kecil.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.