Senin, 29 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Dari Kampung Pesilat Untuk Negeri: TMMD ke-125 Kodim 0803/Madiun Persembahkan Kado Kemerdekaan

Kodim 0803/Madiun mempersembahkan kado istimewa kemerdekaan. Yaitu pembuatan jalan makadam di Dusun Nglengko, Desa Ngranget.

Editor: Wahyu Aji
Dokumentasi Kodim 0803/Madiun
Dansatgas TMMD ke-125 Kodim 0803/Madiun Beserta Bupati Madiun, saat mengawali pembuatan jalan makadam di Dusun Nglengko, Desa Ngranget. 

Oleh : Letkol Kav Widhi Bayu Sudibyo 

Dansatgas TMMD ke-125 Kodim 0803/Madiun

KABUT pagi masih menggantung lembut di lereng-lereng Nglengko. Di antara hamparan hijau perbukitan Ngukir, Desa Ngranget terbaring tenang, seperti selembar kanvas yang dilukis dengan ketulusan dan kesederhanaan.

Langit biru yang bersih, tanah yang subur, dan udara yang jujur, menjadi ruang tumbuh bagi harapan-harapan kecil yang tak lekang oleh waktu.

Dari celah dapur-dapur bambu, semerbak pecel berpadu dengan aroma kopi hitam.

Tangan-tangan renta menyuap sepincuk nasi, sementara mata mereka memandang ke kejauhan, ke arah bukit tempat gema Mars TNI mulai menggema, menembus lembah, mengalun seperti panggilan zaman.

Ia membangkitkan semangat, menggugah hati.

Dari balik kabut itu, muncul langkah-langkah pasti para prajurit tenang, gagah, dan penuh wibawa.

Bukan dengan senjata, tapi membawa cangkul, palu, dan skop, alat-alat membangun, bukan meruntuhkan. 

TMMD ke-125 Kodim 0803/Madiun bukan sekadar program pembangunan.

Ia adalah denyut pengabdian, pelukan hangat antara TNI dan rakyat. Ketika tangan yang kasar mengayun alat berat, dan hati yang lembut menumbuhkan kepercayaan.

Deru mesin, denting palu, dan jejak sepatu yang membelah tanah menjadi simfoni baru dari negeri yang ingin bangkit. Dan pada mereka, kami menyampaikan pesan sederhana namun tulus: "Kami bukan sekadar datang. Kami hadir. Kami menyala. Kami menjadi lentera harapan bagi kalian."

Di suatu pagi yang masih basah oleh embun, seorang warga Dusun Nglengko, Pak Giman, melangkah ringan ke arah Pos Komando Taktis.

Dengan senyum khas dan logat Jawa yang hangat, ia menyapa sekelompok prajurit yang tengah bersiap.

"Sugeng enjing, tabuh pinten dipun mulai makaryo, Pak Tentara?" (Selamat pagi, jam berapa mulai bekerja gotong royong, Pak Tentara?)

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan