Senin, 29 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Swasembada Pangan di HUT Kemerdekaan ke-80: Rekam Jejak 7 Bulan Pemerintahan Prabowo

Refleksi semangat kemerdekaan melalui pencapaian ketahanan pangan yang bersejarah.

Editor: Content Writer
Istimewa
SWASEMBADA PANGAN - Johan Rosihan, Anggota Komisi IV DPR-RI; Wakil Ketua Badan Penganggaran MPR-RI. 

Namun pemerintah tidak tinggal diam menghadapi tantangan ini. Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) terus diperkuat dengan distribusi 1,3 juta ton beras melalui 5.032 titik distribusi strategis termasuk 3.800 kantor pos yang menjangkau hingga pelosok desa. Inovasi ini memastikan akses masyarakat terhadap beras berkualitas dengan harga terjangkau tidak terbatas pada daerah perkotaan saja.

Bantuan sosial pangan juga diperluas jangkauannya, kini melayani 18,3 juta keluarga berpendapatan rendah dengan volume distribusi 360.000 ton pada Juni-Juli 2025. Program ini bukan sekadar charity, melainkan investasi sosial yang memastikan tidak ada warga negara Indonesia yang kelaparan di tengah kemerdekaan yang ke-80 ini.

Semangat Kemerdekaan untuk Masa Depan

Di HUT Kemerdekaan ke-80 ini, kita patut bersyukur atas pencapaian luar biasa dalam 7 bulan terakhir. Indonesia kini memiliki:

  • Produksi beras tertinggi dalam 7 tahun (13,95 juta ton Jan-April 2025)
  • Cadangan strategis terbesar sepanjang sejarah (3,95 juta ton)
  • Sistem distribusi pupuk yang lebih adil (314?ri kebutuhan minimum)
  • Anggaran ketahanan pangan terbesar (Rp 139,4 triliun)
  • Posisi produsen beras terbesar di Asia Tenggar

Seperti semangat proklamasi 17 Agustus 1945 yang menggemakan tekad untuk merdeka, kini saatnya kita mengumandangkan semangat "Merdeka Pangan!"

Visi 2027: Swasembada Pangan Sejati

Target ambisius pemerintah mencapai swasembada pangan pada 2027 bukan lagi sekadar mimpi atau janji politik kosong. Dengan momentum positif yang telah terbangun dalam 7 bulan terakhir, foundation yang kokoh telah diletakkan untuk mencapai cita-cita mulia ini. Roadmap yang detail dan terukur telah disusun dengan melibatkan berbagai pihak dari akademisi, praktisi, hingga petani grassroot.

Program flagship berupa downstreaming pertanian dengan skema pembiayaan fantastis Rp 371 triliun akan menyerap 8,6 juta tenaga kerja dan mentransformasi 14 komoditas strategis. Program ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur fisik, melainkan transformasi ekosistem pertanian yang komprehensif meliputi hulu hingga hilir.

Komponen utama program ini mencakup pembangunan 50 kawasan food estate terintegrasi di seluruh Indonesia, pengembangan 200 agroindustri modern, pembangunan 1.000 cold storage dan processing center, serta pengembangan 5.000 unit mesin pertanian modern. Investasi besar-besaran ini akan mengubah wajah pertanian Indonesia dari yang bersifat subsisten menjadi komersial dan berorientasi ekspor.

Yang tidak kalah penting adalah program digitalisasi pertanian yang akan mengintegrasikan seluruh petani Indonesia dalam satu platform digital. Melalui aplikasi "Tani Nusantara", petani dapat mengakses informasi cuaca, harga komoditas real-time, panduan teknis budidaya, akses pembiayaan, hingga marketplace untuk menjual hasil panen langsung ke konsumen akhir.

Target kuantitatif yang ditetapkan sangat ambisius namun realistis: produksi beras 35 juta ton, jagung 25 juta ton, kedelai 2,5 juta ton, dan gula 3,2 juta ton pada 2027. Pencapaian target ini akan menjadikan Indonesia tidak hanya swasembada, tetapi juga surplus untuk ekspor, mengubah status dari net importer menjadi net exporter komoditas pangan strategis.

Ini adalah warisan kemerdekaan yang sesungguhnya - bangsa yang mampu memberi makan rakyatnya sendiri tanpa bergantung pada negara lain.

Penutup: Merdeka!

Di penghujung peringatan HUT Kemerdekaan ke-80 yang penuh makna ini, marilah kita berkomitmen penuh mendukung program swasembada pangan yang telah menunjukkan hasil nyata dan terukur. Dukungan ini bukan sekadar lip service atau dukungan verbal, melainkan partisipasi aktif dari seluruh komponen bangsa - mulai dari petani di sawah, pedagang di pasar, hingga konsumen di meja makan.

Setiap butir beras yang diproduksi petani kita dengan keringat dan dedikasi tinggi, setiap karung pupuk yang tepat sasaran dan tepat waktu, setiap kebijakan yang pro-rakyat dan pro-petani, adalah manifestasi nyata dari semangat kemerdekaan yang tidak pernah padam. Ini adalah wujud konkret dari amanat para founding fathers yang menginginkan bangsa Indonesia merdeka dalam segala aspek, termasuk kedaulatan pangan.

Pencapaian 7 bulan terakhir memberikan kita alasan kuat untuk optimis. Data tidak berbohong: produksi tertinggi dalam 7 tahun, cadangan strategis terbesar dalam sejarah, sistem distribusi pupuk yang adil, dan komitmen anggaran yang tidak pernah sebesar ini. Namun optimisme ini harus dibarengi dengan kerja keras berkelanjutan dan vigilansi terhadap berbagai tantangan yang masih menghadang. 

Merdeka! - bukan hanya dari penjajahan politik yang telah kita raih 80 tahun lalu, tetapi juga dari ketergantungan pangan yang selama ini membelenggu martabat bangsa. Merdeka dari impor beras yang menguras devisa negara. Merdeka dari manipulasi harga yang merugikan petani dan konsumen. Merdeka dari oligarki pangan yang menguntungkan segelintir elite. Merdeka dari kelaparan dan malnutrisi yang tidak pantas terjadi di negeri yang subur dan makmur ini.

Dengan pencapaian 7 bulan ini sebagai fondasi yang kokoh, Indonesia memasuki era baru kedaulatan pangan yang sejati. Era di mana setiap warga negara memiliki akses terhadap pangan bergizi dengan harga terjangkau. Era di mana petani mendapat penghasilan yang layak dari jerih payahnya. Era di mana Indonesia tidak lagi menjadi sapi perah bagi eksportir pangan dari negara lain.

Baca juga: Mentan Amran: 1,3 Juta Ton Beras akan Diguyur ke Pasar untuk Tekan Harga

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan