Tribunners / Citizen Journalism
Mengapa Indonesia Masih Tertinggal? Sistem Kesehatan Indonesia Dibandingkan 20 Negara Terbaik Dunia
Mengapa Indonesia Masih Tertinggal? Perbandingan Sistem Kesehatan Indonesia dengan 20 Negara Terbaik Dunia 2024
Editor:
Tiara Shelavie
Mengapa Indonesia Masih Tertinggal? Perbandingan Sistem Kesehatan Indonesia dengan 20 Negara Terbaik Dunia 2024
Oleh: Dr. drg. Eka Erwansyah, MKes, SpOrt, SubSp.DDTK(K)
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia
TRIBUNNERS - Setiap tahun, lembaga-lembaga internasional seperti CEOWORLD, WHO, dan Health Care Index merilis daftar negara dengan sistem kesehatan terbaik di dunia. Tahun 2025, posisi teratas kembali ditempati oleh Taiwan, Korea Selatan, Australia, dan sejumlah negara Skandinavia.
Sementara itu, Indonesia—meskipun memiliki cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang luas—masih belum masuk dalam daftar 20 besar.
Pertanyaannya sederhana: Mengapa kita tertinggal? Jawabannya tidak sesederhana “karena kita negara berkembang.” Banyak negara dengan tingkat ekonomi menengah sudah berhasil membangun sistem kesehatan yang berkualitas, efisien, dan berkeadilan.
Sama-sama Universal, Tapi Beda Mutu
Indonesia patut diapresiasi karena berhasil menggelar JKN yang mencakup sekitar 90 persen penduduk. Namun, perbedaan mencolok dibanding negara seperti Taiwan atau Korea Selatan adalah soal mutu layanan, kecepatan akses, dan efisiensi sistem.
Di Taiwan, semua fasilitas kesehatan sudah terhubung dengan satu sistem digital nasional. Pasien cukup membawa kartu pintar, dan seluruh data medis, klaim, dan histori layanan langsung bisa diakses. Di Indonesia, sistem digital masih terpecah-pecah, dan pasien seringkali harus melewati jalur birokrasi rujukan yang panjang dan melelahkan.
Investasi: Kita Masih Minim dan Terbatas
Negara-negara terbaik dunia rata-rata mengalokasikan 8–10?ri Produk Domestik Bruto (PDB) untuk sektor kesehatan. Indonesia? Masih berkisar di angka 3,3%, salah satu yang terendah di kawasan Asia.
Dampaknya jelas: keterbatasan alat, kekurangan tenaga kesehatan, dan layanan preventif yang belum optimal. Kita berjuang keras dengan sumber daya yang terbatas.
Krisis SDM Kesehatan: Bukan Sekadar Jumlah
Rasio dokter Indonesia masih di bawah 0,5 per 1.000 penduduk, jauh dibanding Norwegia yang mencapai 4,5 atau Jepang yang lebih dari 2. Ketimpangan distribusi menjadi masalah serius: kota-kota besar penuh dokter, tetapi banyak daerah terpencil bahkan tidak memiliki dokter umum, apalagi spesialis.
Sistem Kesehatan Kita Masih Terlalu Kuratif
Negara-negara unggul menempatkan pencegahan dan deteksi dini sebagai tulang punggung sistem. Pemeriksaan rutin, imunisasi dewasa, skrining kanker, dan edukasi kesehatan sudah menjadi standar. Di Indonesia, pendekatannya masih dominan “datang ketika sudah sakit.”
Sumber: TribunSolo.com
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.