Tribunners / Citizen Journalism
Sejarah dalam Narasi Otoritarianisme
Upaya meluruskan sejarah ini memicu kontroversi berbagai pihak, karena khawatir ini akan digunakan suatu rezim untuk membengkokkan sejarah
Dalam era keterbukaan informasi dan demokrasi digital, kontrol tunggal atas narasi justru menjadi bentuk otoritarianisme gaya baru.
Penulisan sejarah “resmi” oleh negara bukan hanya "anakronistik", tapi juga berlawanan dengan semangat 'good governance' dan 'open government partnership' yang sejak awal diadopsi Indonesia.
Sejarah bukanlah soal kebanggaan semata, ia medium sakral untuk belajar, ruang luka, dan ruang harapan.
Jika kita ingin membangun bangsa beradab, maka kita harus berani menuliskan sejarah dengan jujur, sekalipun itu pahit. Hanya bangsa yang berani l menulis sejarahnya sendiri dengan jujur, yang akan menatap masa depan dengan penuh tanggung jawab. Ingat, jika suatu "rezim berusaha membengkokkan sejarah, maka rezim baru akan meluruskan.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Sejarah Hari Literasi Internasional 8 September dan Tema Peringatan Tahun 2025 |
![]() |
---|
Tanggal Merah 5 September Memperingati Libur Apa? Ini Sejarah Singkatnya |
![]() |
---|
Keutamaan dan Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW, Lengkap dengan Sejarahnya |
![]() |
---|
Hari Pelanggan Nasional Diperingati 4 September 2025, Berikut Sejarah dan Kumpulan Ucapannya |
![]() |
---|
20 Link Twibbon Hari Polwan 2025 atau HUT ke-77 Polwan, Simak Sejarah dan Cara Unggah di Sosmed |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.