Tribunners / Citizen Journalism
Merger XL–Fren Perluas Jaringan
Merger, atau penggabungan dua entitas bisnis sering dilakukan, tetapi di tataran industri telekomunikasi tidak semua sukses
Editor:
Sanusi
Oleh: Moch S Hendrowijono, pengamat telekomunikasi dan transportasi, mantan editor Harian Kompas
TRIBUNNEWS.COM - Merger, atau penggabungan dua entitas bisnis sering dilakukan, tetapi di tataran industri telekomunikasi tidak semua sukses. Apa yang dilakukan Indosat Ooredoo dengan Hutchison Tree (3) jadi Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), salah satu contoh global bahwa merger bisa sukses dilakukan, dengan performansi perusahaan yang makin kinclong.
Merger yang paling anyar, yang Selasa (25/3/2025) besok akan diresmikan, menggabungkan XL Axiata dan Smartfren menjadi XL Smart Sejahtera. Merger ini diperkirakan akan sukses juga karena sejatinya membuat industri menjadi efisien dan meningkatkan kinerja keduanya dibanding kalau masing-masing jalan sendiri-sendiri.
Baca juga: Merger XL Axiata dan Smartfren, Menkomdigi Harap Komitmen Pembangunan BTS di Daerah Dijalankan
Indonesia yang tadinya punya lima operator seluler, dengan merger XL Smart, jumlah operatornya tinggal 3, Telkomsel, IOH dan XL Smart. Siapa tahu ke depannya menjadi tinggal dua operator untuk 281 juta penduduk Indonesia.
Nilai merger XL Smart sampai Rp 104 triliun, lebih besar dari merger IOH. Diperkirakan dalam dua tahun dengan jangkauan layanan XL Smart yang makin luas, akan ada penambahan jumlah pelanggan, pendapatan dan laba.
Pendapatan XL Smart tahun ini tidak terlalu baik dan diprediksi hanya sebesar Rp 36,85 triliun dengan laba lumayan, Rp 2,25 triliun. Namun merger membuat ARPU-nya turun dari Rp 43.000 saat masih XL Axiata menjadi sekitar Rp 32.500 akibat ARPU Smartfren yang Rp 27.000-an, dari 34,7 juta pelanggan mereka.
Operator yang merger harus merelokasi jaringan berupa BTS (base transceiver station – radio komunikasinya) yang bisa membuat makin luas jangkauannya, bahkan sampai daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal). Jumlah BTS gabungan XL Smart sebanyak 211.094 unit, yang sekitar 20 persen - 30% harus dipindahkan karena berhimpitan, yang berpotensi memperluas jaringan layanannya sampai ke Papua, NTT, NTB, dengan jumlah akhir sekitar 255.000 BTS.
Baca juga: Tantangan Merger XL Smart, Integrasi dan Budaya
Kapasitas besar
Selama ini, dengan 165.094 BTS, XL selalu ada di mana pun Smartfren ada, tetapi tidak sebaliknya, karena Smartfren hanya punya sekitar 46.000 BTS di 288 kota besar di Indonesia dan XL melayani lebih dari 490 kota/kabupaten. Relokasi BTS yang berhimpitan membawa hal positif, karena Smartfren memiliki spektrum frekuensi yang tidak dimiliki XL, rentang spektrum 2300 MHz.
Spektrum frekuensi 2300 MHz unggul dalam kapasitas karena kemampuan cakupannya rendah, radius layanannya hanya sekitar 200 meter – 300 meter. Beda dengan spektrum frekuensi rendah di 700 MHz, 900 MHz, 1800 MHz atau 2100 Mhz yang cakupan layaran BTS-nya di radius 2 kilometer hingga 5 kilometer.
Di luasan radius 2 km, misalnya, spektrum rendah tadi bisa melayani dengan satu BTS saja, dengan tiga arah bisa melayani total 90 pelanggan bersamaan. Namun pada luasan sama, operator spektrum 2300 MHz bisa memasang labih dari 100 BTS dengan jumlah layanan masing-masing BTS sama, 90 pelanggan.
Baca juga: Kata Bos Telkom Soal Merger XL Axiata dan Smartfren
XL Smart bisa mengisi kawasan-kawasan padat perkotaan yang selama ini tidak ter-cover akibat kapasitas BTS-nya rendah, dengan BTS 2300 MHz, sehingga keberhasilan panggil pelanggannya tinggi. BTS-BTS frekuensi rendah tadi bisa dipindah ke kawasan baru seperti di 3T, di sebagian NTT, NTB, sebagian, Kalimantan dan Papua.
Dipastikan, jika 22.000-an BTS dipindahkan, akan terjadi penambahan pelanggan baru yang bisa terlayani, yang berarti juga cuan bagi XL Smart. Bukan tidak mungkin XL Smart akan mendapat tambahan 10 juta pelanggan baru, baik dari daerah 3T maupun dari kawasan padat di perkotaan.
Diuntungkan
Pasar memprediksi merger akan membuat skala dan akselerasi pertumbuhan laba usaha bakal lebih besar dan cepat. Saham XL Axiata yang sebelum merger hanya Rp 2.350/lembar diperkirakan akan menjadi Rp 3.000-an/lembar.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pemegang Saham Setujui Merger Adira Finance dan Mandala Finance, Integrasi Oktober 2025 |
![]() |
---|
Merger Indosat Ooredo Hutchison–XL Smart, Kenapa Tidak? |
![]() |
---|
Gagal Ajak Merger, Honda Kembali Dekati Nissan dan Mitsubishi untuk Kolaborasi |
![]() |
---|
SMARTFREN RUN 2025 Sukses Digelar, Pecahkan Rekor Partisipasi 5.000 Pelari |
![]() |
---|
Daimler-Toyota Tuntaskan Perjanjian Definitif Merger Mitsubishi Fuso dan Hino Motors |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.