Tribunners / Citizen Journalism
Rekam Jejak dan Prestasi PKB Sebagai Representasi Politik Kaum Santri
Terdapat cabang disiplin ilmu al-fiqhu al-siyasiy (fikih politik). Bahkan di kitab-kitab tasawuf juga terdapat pembahasan politik.
Era reformasi, para kiyai bersepakat kembali mendirikan partai politik yaitu PKB. NU sebagai high politics dan PKB sebagai low politics (politik rendah) adalah dua sayap kaum Nahdhiyyin terbang dalam memperjuangkan dan mewujudkan aspirasi masyarakat secara maskimal.
Prestasi
PKB per-hari ini berhasil memperjuangkan aspirasi masyarakat, khususnya kalangan santri sebagai konstituennya yang paling menonjol yaitu; Pertama, penetapan Hari Santri Nasional (HSN) 22 Oktober mengacu pada sejarah resolusi jihad Hadratus Syekh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari dalam melawan penjajah. Bermula dari aspirasi masyarakat pesantren, diusuhkan PBNU, dan direspons dengan baik serta ditetapkan oleh Presiden RI Ir. H. Joko Widodo. Pada saat itu posisi PKB cukup strategis, PKB sebagai partai koalisi pemerintah bersama PDIP, PPP, Nasdem, dan Golkar, dan pada saat yang sama PKB sedang ‘harmonis’—atau bahkan ‘mesra’—dengan PBNU. PBNU dan PKB terus mengisi acara-acara positif di setiap memperingati HSN. Cak Imin dikukuhkan sebagai Panglima Santri Nasional yang mengukuhkan ribuan laskar santri di setiap HSN.
Kedua, pengukuhan Undang-Undang Pesantren. Ini sudah dieksekusi oleh Kemenag. Ketiga, memperjuangkan puskesmas khusus pesantren, dan yang gigih memperjuangkannya yaitu Ibu Nyai Nur Nadlifah, anggota DPR Fraksi PKB. Keempat, Ibu Nyai Nur Nadlifah juga saat ini sedang memperjuangkan Layanan Kesehatan Terpadu di Pesantren dan diadopsi RUU Kesehatan Omnibuslaw.
Sampai di sini kita paham bahwa, PKB adalah partai garda depan yang memperjuangkan aspirasi kaum santri dalam level undang-undang dan kebijakan pemerintah. Bahkan sebagai upaya afirmasi kaum santri, semua anggota Fraksi PKB pun pernah selebrasi dengan menggunakan sarung berwarna hijau di Paripurna DPR. KH. Jazil Fawaid, PKB, pun disaat ngobrol pun selalu yang dipikirkan adalah pesantren, madrasah, kaum santri, dan Islam moderat.
Para politisi PKB pun cukup berhasil mengelola komunikasi dengan para kiyai pesantren, kultural dan punya basis massa yang jelas. Bahkan para kiyai suka cita menjadi ideolog garda depan PKB seperti KH. Imam Jazuli pengasuh Pesantren Bina Insan Muliya Cirebon, Gus Yusuf Khudhori Pesantren Tegalrejo Magelang, Gus Kautsar Pesantren Ploso Kediri, dll.
Berdasarkan hasil survai SMRC, suara PKB terus naik dan per-bulan April 2023 bahwa PKB 3 besar setelah PDIP dan Gerindra. Ini cukup rasional jika melihat prestasi PKB untuk masyarakat dan cara berkomunikasi dengan basis massa yang elegan.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Anggota Komisi VIII DPR: Banjir Bali Jadi Alarm Keras Sistem Mitigasi Bencana Kita Masih Lemah |
![]() |
---|
Lembaga Pendidikan Keagamaan di Jawa Timur Dapat Bantuan Sarana dan Prasarana |
![]() |
---|
Karding Direshuffle, Elite PKB Singgung soal Devisa hingga Perlindungan Pekerja Migran |
![]() |
---|
Daftar 18 Tim Lolos Piala Dunia 2026: Wakil Afrika Bertambah, Tunisia Susul Maroko |
![]() |
---|
Anggota Baleg DPR Sebut RUU PPRT Amanat Konstitusi untuk Tegakkan Keadilan Sosial |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.