Tribunners / Citizen Journalism
Strategi Ambiguitas AS yang Sekarat di Selat Taiwan
Ambiguitas AS menjadi semakin sekarat ketika Xi Jinping menunjukkan ketidaksabarannya terhadap tindakan AS yang begitu pro terhadap Taiwan
Bahkan juru bicara Kemeterian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian sampai mengatakan agar AS tidak bermain dengan api.
Baca juga: Waspadai Invasi China, Taiwan Perpanjang Periode Wajib Militer
Jika itu terjadi, semua konsekuensi harus ditanggung sendiri oleh AS.
Peringatan yang dilontarkan oleh pemerintah Beijing ternyata tidak didengar oleh Pelosi dan rombongannya.
Ini membuat Xi Jinping, selaku pemimpin Tiongkok, merasa tersinggung dan memutuskan untuk melakukan latihan militer besar-besaran di Selat Taiwan selama lima hari.
Saat itu, para pengamat begitu terkejut karena banyak sekali pesawat dan kapal melakukan manuver di sana.
Sampai-sampai ada pesawat jet tempur yang mematikan, seperti Shukoi SU-30, Shenyang J-16, dan Chendu J-10.

Kemudian pemerintah Beijing juga berani menyinggung pemerintah Tokyo dan Seoul karena militer Tiongkok mengadakan latihan militer di dekat kawasan kedua negara tersebut.
Bahkan Kementerian Pertahanan Jepang telah merilis kecaman kepada Beijing, sebab militer Tiongkok berani masuk ke dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang dan bermanuver di dekat pulau yang disengketakan di Kepulauan Senkaku.
Ini menjadi sinyal peringatan kepada negara-negara Asia-Pasifik yang ingin membantu Taiwan, sekaligus simbol keraguan Beijing terhadap strategi ambiguitas AS yang sudah dijalankan selama puluhan tahun.
Ambiguitas AS menjadi semakin sekarat ketika Xi Jinping menunjukkan ketidaksabarannya terhadap tindakan AS yang begitu pro terhadap Taiwan.
Di dalam pidato di Kongres Partai Komunis yang dihelat di Bulan Oktober lalu, Xi Jinping mengutuk kekuatan eksternal yang ikut campur di dalam permasalahan Taiwan.
Baca juga: Terekam Kekesalan Presiden Tiongkok Xi Jinping kepada PM Kanada Justin Trudeau saat KTT G20 Bali
Dia menyebut adanya perjuangan besar melawan separatisme dan campur tangan di Taiwan.
Jika permasalahan di Selat Taiwan tetap keruh, opsi kekerasan tidak bisa tidak dijalankan.
Taiwan harus kembali ke dalam pangkuan Tiongkok.
Di sini Tiongkok mulai “mendidih” akibat tindakan AS yang tidak lagi menghormati prinsip politik Satu Tiongkok.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
10 Negara Tolak Akui Palestina dan 157 Mendukung, Mengapa Jepang Pilih Menunda? |
![]() |
---|
Di Depan Para Pemimpin Negara Muslim, Trump Janji Buat Terobosan di Gaza, AS Bakal Tahan Israel |
![]() |
---|
Janji Trump ke Pemimpin Arab: AS Akan Larang Israel Caplok Tepi Barat |
![]() |
---|
Amarah Trump Meledak di Rapat PBB, India dan Tiongkok Dituding Danai Perang Rusia |
![]() |
---|
5 Fakta Kenaikan Biaya Visa H-1B Trump, Negara-negara Ini Justru Ketiban Untung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.