Harganya Kemahalan, GSMA Dorong Indonesia Kaji Ulang Strategi Pengembangan Spektrum Frekuensi 5G
Jika harga spektrum mengikuti perhitungan lama yang berlaku selama ini, Indonesia bisa kehilangan potensi ekonomi dari 5G sekitar Rp 216 triliun.
Teknologi 5G pertama kali diluncurkan di Korea Selatan pada 2019 oleh operator seluler di sana dan memacu jumlah pengguna teknologi seluler 5G di seluruh dunia hingga mencapai 1 miliar berdasarkan data per akhir 2022 dan akan melonjak menjadi 1,5 miliar user dalam waktu dekat.
"Indonesia berpeluang menjadi pemimpin di industri telekolunikasi dan menjadi eksportir produk telko.
Indonesia bisa menjadi rising star," ungkap Julian.
Dia menyampaikan lima rekomendasi penting untuk pengembangan teknologi 5G.
Pertama dari sisi infrastruktur. Dia mengatakan Indonesia negara yang kompleks dengan ribuan pulau yang harus dicover oleh layanan seluler. "Yang paling feasible adalah sharing infrastruktur antar operator," kata Julian.
Kedua, Indonesia juga harus memacu efisiensi. Indonesia perlu menurunkan cost dan mengurangi birokrasi di perizinan-perizinan untuk pembangunam infrastruktur telko oleh operator seluler.
"India tahun 2022 lalu sukses membangun 350 sites GSM karena menyediakan layanan 1 pintu untuk perizinan pembangunna infrastruktur telko. Layanan perizinan menjadi lebih cepat dari sebelumnya mencapai 2 sampai 3 bulan kini hanya butuh 2 hari saja. "Ini perlu diadopsi Indonesia," kata Julian Gorman.
Rekomendasi ketiga adalah inovasi.
Biaya aatau investasi untuk adopsi teknologi 5G di Indonsia dipandang sangat mahal. Hal itu menurut dia bisa diatasi dengan mengembangkan ekosostem inovasi untuk memecahkan masalah-masalah lokal. "Semua harus terlibat termasuk industri telko dan juga pelaku industri digital lainnya," kata dia.
Harus pula didukung oleh kebijakan pemerintah yang supportive terhadap kebijakan ini.
"GSMA melihat masih banyak yang bisa dilakukan. Apalagi Indonesia punya program memacu 1000 startup baru Jika usulan-usulan di atas dijalankan, Indonesia bisa menjadi negara yang leading di implementasi 5G.
Malaysia yang sudah 3 tahun rintis layanan 5G tapi masih menemui hambatan karena ada kendala di ekosistem digitalnya antaroperator, pemerintah dan industri digital lainnya tentang arah pengembangan 5G.
Rekomendasi berikutnya adalah manajemen data karena 5G ini akan banjak gunakan data pemgguna, maka itu manajemen data harus ditingkatkan.
Julian mengatakan, Indonesia memang sudah punya UU Perlindungan Data Pribadi. Indonesia tak cukup hanya mengadopsi solusi manajemen data di luar negeri tapi juga jadi penentu arah data governnce di dunia di masa datang.
Aspek keamanan menurut Julian juga garus diperhatikan. Dia menegaskan, adopsi teknologi 5G membawa risiko yang lebih besar pada munculnya aneka kejahatan siber.
Dia mengatakan, GSMAa memdeteksi hal tersebut. Begitu juga risiko berbahaya lainnya seperti online scam dan online gambling karena banyak pengguna seluler tak punya kemampuan menanggulangi riisko risiko ini. "Ini yang harus dimkitigasi oleh pengembang teknologi di Indonesia," kata dia.
Pimpinan Komisi VII DPR Soroti Ketimpangan Tujuan Fiskal dan Dampak Sosial Kebijakan Cukai Rokok |
![]() |
---|
Tanda-tanda Industri Konstruksi Indonesia Bertransformasi ke Teknologi Ramah Lingkungan |
![]() |
---|
Menkeu Purbaya Bicara soal Industri Rokok Imbas Tingginya Cukai: Jangan Bunuh Industri Sendiri! |
![]() |
---|
PHK Massal di Industri Tekstil Sudah Sentuh Level Manajer Menengah |
![]() |
---|
Industri Bisa Menghemat Energi hingga 28,7 Juta kWh per Tahun, Berikut Arahan Kementerian ESDM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.