Kamis, 2 Oktober 2025

Petugas Beri Makan Minum Santri yang Terjebak di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Bisa Bertahan 72 Jam

Petugas memberikan makan dan minum kepada enam korban yang terjebak reruntuhan melalui celah bangunan, agar kondisi mereka tetap terjaga.

Penulis: Rifqah
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNJATIM.COM/M TAUFIK/KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH/IST
EVAKUASI MUSALA AMBRUK - Tim gabungan saat berusaha mengevakuasi para korban di reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Senin (29/9/2025). Petugas memberikan makan dan minum kepada enam korban yang terjebak reruntuhan melalui celah bangunan, agar kondisi mereka tetap terjaga. 

Nanang juga mengatakan kendala utama dalam proses evakuasi adalah kondisi struktur bangunan yang rapuh, serta tumpukan material beton yang menyulitkan pergerakan tim.

Meski demikian, operasi penyelamatan terus dilanjutkan dengan dukungan penuh berbagai unsur SAR.

Korban Hidup di Bawah Reruntuhan Bisa Bertahan 72 Jam Lebih

Sejauh ini ada sekitar 15 titik korban terdeteksi di bawah reruntuhan ponpes tersebut, dipastikan sebagian mereka masih hidup. 

Bahkan, beberapa korban terus bisa berkomunikasi dengan tim SAR yang berusaha menolongnya. Namun, belum bisa dievakuasi lantaran masih terjepit reruntuhan beton.  

Menurut Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafi, saat ini para korban dengan status kesadaran merah (korban yang masih bisa berkomunikasi) memungkinkan untuk bertahan lebih dari batas waktu krusial 72 jam setelah kejadian asalkan mendapatkan makan dan minum.

"Tim dapat mencapai korban melalui celah-celah di bawah reruntuhan. Selama mendapatkan suplai makan minum serta infus, maka memungkinkan korban dapat bertahan lebih lama alias lebih dari batas waktu krusial 72 jam," kata Syafii di sela memantau jalannya evakuasi, Rabu (1/10/2025), dikutip dari Surya.co.id.

Kondisi para korban sejauh ini masih memberikan tanda-tanda kehidupan, serta mendapatkan suplai oksigen, makan minum, hingga infus dan vitamin serta obat-obatan dari petugas.

Dalam operasi SAR ini, Syafii mengatakan pihaknya akan terus memprioritaskan para korban dengan status kesadaran merah untuk terus mendapatkan suplai-suplai vital tersebut, sembari menanti upaya tim SAR gabungan untuk menembus reruntuhan.

Personel yang hadir dalam proses evakuasi kali ini berjumlah 379 personel yang berasal dari 65 instansi berbeda.

Menurut Kepala Subdirektorat Pengarahan dan Pengendalian Operasi (RPDO) Basarnas, Emi Freezer, sampai hari ketiga pencarian, tim penyelamatan gabungan menemukan 15 titik korban di bawah reruntuhan bangunan. 

Dari 15 titik tersebut, delapan korban di antaranya dalam tingkat kesadaran warna hitam alias tidak bisa berkomunikasi.

Sementara tujuh lainnya berada di tingkat kesadaran merah atau masih bisa berkomunikasi dengan petugas. 

Freezer menyebut bahwa hingga kini tim penyelamatan gabungan telah berhasil mengevakuasi 11 korban dari bawah reruntuhan. Dari 11 korban tersebut tiga diantaranya meninggal dunia. 

(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunJatim.com/Arie) (Surya.co.id/M Taufik)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved