Jumat, 3 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Kasus MBG di Sulsel: Temuan Ayam Belum Matang hingga Menu Berulat

Di Sulawesi Selatan, muncul sejumlah persoalan dalam penyajian menu MBG, seperti adanya ayam yang belum matang hingga temuan ulat.

Tribun-Timur.com/Andi Bunayya Nandini
MAKAN BERGIZI - Siswa temukan ayam masih berdarah pada menu MBG di SMPN 8 Palopo, Rabu (1/10/2025). Pihak sekolah akan menyampaikan hal tersebut ke pengelola MBG. 

Nantinya, SPPG atau dapur MBG akan berlaku dua sertifikasi, yakni HACCP dan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dari Kemenkes atau Dinas Kesehatan.

"Setelah kita melakukan rapat koordinasi lintas lembaga, disepakati bahwa puskesmas dan UKS akan lebih banyak dilibatkan di dalam hal mitigasi kesehatan dan menangani darurat," tuturnya.

Jumlah Korban Keracunan MBG

Dadan Hindayana mengungkapkan, sebanyak 6.517 orang mengalami keracunan MBG sejak pertama kali program ini diluncurkan pada Januari 2025.

Menurutnya, data itu dihimpun sejak Januari sampai akhir September 2025.

Dadan menyatakan, kasus keracunan paling banyak terjadi di Pulau Jawa, yaitu sebanyak 45 kasus.

Ia mengatakan, ada tiga wilayah pemantauan MBG, di antaranya wilayah 1 di Pulau Sumatera, wilayah II Pulau Jawa, dan wilayah III untuk Indonesia bagian timur.

"Kalau dilihat dari sebaran kasus, maka kita lihat bahwa di wilayah I itu tercatat ada yang mengalami gangguan pencernaan sejumlah 1.307, wilayah II ini sudah bertambah tidak lagi 4.147 ditambah dengan yang di Garut mungkin 60 orang, wilayah III ada 1.003 orang," kata Dadan dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu.

Dadan menyebut temuan kasus keracunan meningkat di dua bulan terakhir.

Penyebabnya antara lain SPPG yang tidak sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).

"Seperti contohnya pemilihan bahan baku yang seharusnya H-2 kemudian ada yang membeli H-4, kemudian juga ada yang kita tetapkan processing masak sampai delivery tidak lebih dari 6 jam karena optimalnya di 4 jam seperti di Bandung itu, ada yang masak dari jam 9 dan kemudian di delivery-nya ada yang sampai jam 12 ada yang 12 jam lebih," tuturnya.

Menurutnya, SPPG yang tak sesuai dengan prosedur akan ditindak dan ditutup sementara. 

"Jadi dari hal-hal seperti itu kemudian kita berikan tindakan bagi SPPG yang tidak mematuhi SOP dan juga menimbulkan kegaduhan kita tutup sementara, sampai semua proses yang dilakukan dan kemudian mereka juga harus mulai mitigasi," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Deni/Reza)(Tribun-Timur.com/Andi Bunayya Nandini/Erlan Saputra)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved