Sabtu, 4 Oktober 2025

Mushola Ambruk di Sidoarjo

Legislator PKB Sebut Konstruksi Pondok Pesantren Al Khoziny Tidak Ideal

Terhadap peristiwa yang terjadi, Khozin menegaskan itu merupakan bahan refleksi untuk negara agar selalu hadir dalam setiap aspek.

|
Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow
PESANTREN AMBRUK - Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PKB, Muhammad Khozin saat ditemui di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta Pusat, Kamis (2/10/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PKB, Muhammad Khozin merespons soal tidak idealnya konstruksi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo yang ambruk.

“Bahwa kemudian itu tidak ideal secara konstruksi, mayoritas pesantren itu swadaya, mayoritas pesantren itu hasil kecekran ya, ibaratkan (amal) jariyah dari wali santri, jariyah dari masyarakat, dari donator untuk membangun itu,” kata Khoziny saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (2/10/2025).

Baca juga: Tak Ada Lagi Tanda-tanda Kehidupan dari Bawah Reruntuhan Bangunan Pesantren Al Khoziny Sidoarjo

Jariyah dalam Islam berarti sesuatu yang mengalir atau berkelanjutan. Dalam konteks amal, amal jariyah adalah perbuatan baik yang pahalanya terus mengalir kepada pelakunya meskipun ia telah meninggal dunia.

Diketahui, dari analisis Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), penyebab ambruknya bangunan di Ponpes Al Khoziny dipicu kegagalan struktur bangunan.

Terhadap peristiwa yang terjadi, Khozin menegaskan itu merupakan bahan refleksi untuk negara agar selalu hadir dalam setiap aspek.

“Di satu sisi negara harus menjadikan momentum ini, bahwa perjalanan pesantren yang panjang itu tidak berbanding lurus dengan kehadiran negara dalam setiap pembangunan di pesantren,” tegasnya.

Baca juga: Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo yang Ambruk Terima Bantuan Rp100 Juta dari Lazisnu PBNU

Tragedi Ambruknya Pesantren

Gedung musala Pesantren Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk pada 29 September 2025.

Saat kejadian ratusan santri sedang melaksanakan salat Asar berjamaah sekitar pukul 15.00 WIB di lantai 2.

Sementara di lantai tiga sedang dilakukan pengecoran atap.

Diduga beban cor semen membuat tiang penopang gagal menahan struktur.

Ratusan santri tertimpa reruntuhan, evakuasi berlangsung dramatis hingga pagi tadi.

Lebih dari 100 santri terdampak,  5 orang meninggal dunia, puluhan luka-luka (ringan hingga berat), dan ratusan lainnya berhasil diselamatkan oleh tim SAR gabungan (Basarnas, BPBD, TNI-Polri, relawan).

Penyebab ambruknya bangunan diduga karena konstruksi tidak sesuai standar.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved