Kamis, 2 Oktober 2025

Pendaki Tewas di Gunung Rinjani

4 Kritik Keluarga Juliana Marins atas Penanganan Tragedi, Singgung Pemandu dan Basarnas

Pemerintah Brasil melalui Kantor Pembela Umum Federal (DPU) juga membuka opsi menempuh jalur hukum internasional

Editor: Eko Sutriyanto
Tangkapan layar dari akun Instagram @ajulianamarins
JENAZAH JULIANA - Pemerintah Brasil ternyata tidak menanggung biaya pemulangan jenazah Juliana Marins yang tewas karena terjatuh ke juran saat mendaki Gunung Rinjani. Hal itu diatur dalam undang-undang di Brasil terkait biaya pemulangan jenazah. 

TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK – Keluarga pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27), masih terus menuntut keadilan atas kematian tragis Juliana di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Juliana tewas setelah terjatuh ke jurang saat mendaki pada Sabtu (21/6/2025).

Proses evakuasi yang memakan waktu dua hari membuat keluarga semakin terpukul dan memicu berbagai tuduhan kelalaian terhadap pihak-pihak terkait.

Berikut empat pernyataan kritik keluarga Juliana yang turut menyinggung kredibilitas upaya penyelamatan dan investigasi di Indonesia:

1. Menyebut Basarnas Lakukan Kelalaian

Dalam wawancara yang dikutip dari Indian Times, Kamis (26/6/2025), keluarga Juliana secara terbuka menuduh tim penyelamat Indonesia, khususnya Basarnas, telah lalai dalam menangani operasi penyelamatan.

"Juliana mengalami kelalaian besar dari tim penyelamat," kata perwakilan keluarga.

Baca juga: Sosok Ali Musthofa, Pemandu Juliana Marins Daki Gunung Rinjani, Beri Penjelasan Detik-detik Kejadian

Menurut mereka, jika tim penyelamat dapat mencapai lokasi dalam waktu 7 jam sejak laporan diterima—sesuai perkiraan awal—nyawa Juliana kemungkinan masih bisa diselamatkan.

"Jika tim tiba dalam waktu 7 jam, Juliana masih akan hidup. Dia pantas mendapatkan lebih dari ini. Sekarang kami akan mencari keadilan untuknya," tegas keluarga dalam pernyataannya.

2. Menyalahkan Pemandu Pendakian

Kritik tajam juga ditujukan kepada pemandu pendakian yang menemani Juliana.

Berdasarkan keterangan saudara perempuannya, sebelum jatuh, Juliana sempat meminta berhenti karena kelelahan.

Namun, pemandu dan rombongan diduga tetap melanjutkan perjalanan tanpa menunggunya.

Akibatnya, Juliana tertinggal sendirian dalam kondisi lelah dan kebingungan.

"Dia tidak tahu harus ke mana. Dia tidak tahu harus berbuat apa," kata saudara perempuannya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved