Konflik Palestina Vs Israel
Aksi Solidaritas Dukung Palestina Bergema di Pantai Losari Makassar, Desak Israel Setop Genosida
Aksi solidaritas mendukung penghentian genosida di Palestina digelar oleh organisasi Free Palestine Network (FPN) di Anjungan Makassar, Pantai Losari.
TRIBUNNEWS.COM - Aksi solidaritas mendukung penghentian genosida di Palestina digelar oleh organisasi Free Palestine Network (FPN) di Anjungan Makassar, Pantai Losari, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (14/6/2025).
Puluhan massa membawa bendera Palestina dan Indonesia.
Berbagai spanduk dan poster dukungan untuk Palestina dibentangkan, seperti "Stop Genocide in Palestine!".
Koordinator FPN Makassar, Mauliyah Mulkin berharap warga Kota Makassar menjadi bagian dari gelombang solidaritas rakyat di berbagai kota di seluruh dunia yang telah dipersatukan dalam semangat solidaritas yang sama mendukung kemerdekaan Palestina dari penjajah Israel.
"Aksi kami ini adalah bentuk solidaritas nyata terhadap rakyat Palestina yang digenosida Israel."
"Kami mendesak dunia internasional menghentikan genosida Israel terhadap rakyat Palestina," ungkap Mauliyah kepada Tribunnews.
Diungkapkan Mauliyah, massa aksi mulai berkumpul pukul 16.00 WITA di Anjungan Makassar, Pantai Losari.
Beberapa aksi teatrikal dilakukan.
Ada yang mengenakan pakaian layaknya dokter yang berlumuran darah.
Selain itu ada pula aksi teatrikal menggendong bayi yang dikafani sebagai simbol banyaknya anak-anak yang dibunuh Israel di Palestina.
"Peserta aksi membuat berbagai konten video berdurasi 30--60 detik dan mengunggahnya di sosmed masing-masing," ungkapnya.
Baca juga: Pemerintah akan Kirim 10 Ribu Ton Beras dari Cadangan RI untuk Palestina
Beberapa orang melakukan orasi dan pembacaan puisi bergantian, sambil diselingi teriakan yel-yel.
Setelah itu massa bergerak menuju masjid Amirul Mukminin untuk doa bersama.
Kemudian massa aksi melakukan pawai menuju Sunset Quay, CPI.
AS Backup Israel
Sementara itu Sekjen FPN, Furqan AMC menyebut Israel telah bertindak arogan dan brutal selama ini karena dibackup Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.
"80 persen senjata Israel disuplai oleh Amerika Serikat. Jika tidak di-backup USA, Israel sudah jauh-jauh hari collaps," ungkap Furqan.
"Karena itu kami menuntut Amerika Serikat berhenti mensuplai senjata Israel," tegas Furqan.
Furqan juga menyoroti arogansi Israel yang berlanjut menyerang ibu kota Iran, Tehran pada Jumat (13/6/2025).
"Serangan sepihak ini merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional," jelas Furqan.
Sejumlah petinggi militer dan ilmuwan Iran dilaporkan gugur.
Pemerintah Iran secara resmi mengonfirmasi bahwa dua pejabat militer senior, Brigadir Jenderal Gholamreza Mehrabi dan Brigadir Jenderal Mehdi Rabbani, tewas dalam serangan itu.
Kabar duka ini diumumkan melalui pernyataan resmi Pusat Komunikasi dan Informasi Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran pada Sabtu.
“Setelah agresi brutal rezim Zionis, tidak sah, dan kriminal, Jenderal Gholamreza Mehrabi dan Jenderal Mehdi Rabbani, pejabat staf senior Angkatan Bersenjata dan veteran Pertahanan Suci selama delapan tahun, telah bergabung dengan rekan-rekan mereka yang gugur,” kata pernyataan itu, dikutip dari Press TV.
Jenderal Mehrabi diketahui menjabat sebagai Deputi Intelijen Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran, sementara Jenderal Rabbani menjabat sebagai Deputi Operasi.
Keduanya merupakan tokoh penting dalam struktur komando militer Iran dan dikenal luas atas pengabdian mereka selama perang Iran-Irak yang dikenal sebagai “Pertahanan Suci”.
Sebelumnya, tiga perwira tinggi militer Iran tewas dalam serangkaian serangan udara Israel yang menargetkan instalasi militer dan nuklir tingkat tinggi pada hari Jumat.
Ketiga perwira tersebut adalah Mayor Jenderal Hossein Salami, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri dan Ali Syamkhani.
Mayor Jenderal Hossein Salami, kepala Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) sejak 2019, adalah salah satu pejabat paling berpengaruh di Iran, yang memimpin angkatan bersenjata paling kuat di negara itu dan melapor langsung kepada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Setelah pembunuhan Salami, Ahmad Vahidi ditunjuk sebagai penggantinya.
"Dengan hati yang dipenuhi kesedihan dan duka, kami berduka atas kemartiran yang tidak adil dari komandan yang setia dan teguh, Mayor Jenderal Hossein Salami, panglima tertinggi Korps Garda Revolusi Islam," kata IRGC dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh kantor berita Iran IRNA pada hari Jumat, dikutip dari NDTV World.
Sementara Mayor Jenderal Mohammad Bagheri merupakan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran.
Dalam perannya saat ini, ia mengawasi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan seluruh militer negara, serta memastikan koordinasi antara berbagai lembaga keamanan negara tersebut.
Ia dilaporkan memiliki karier militer yang terhormat di IRGC, dikutip dari Al Jazeera.
Bagheri bergabung dengan IRGC pada tahun 1980, setahun setelah revolusi Iran dan pada tahun yang sama perang Iran-Irak dimulai.
(Tribunnews.com/Gilang P, Farrah P)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.