Kamis, 2 Oktober 2025

Latih Mental Jadi Dalih Senior Aniaya Pratama Mahasiswa Unila saat Diksar hingga Berujung Tewas

Kuasa hukum korban menyebut dalih senior menganiaya junior saat diksar pada 11-14 November 2024 lalu demi melatih mental.

Tribun Lampung/Bayu Saputra
PENDAMPINGAN HUKUM - Pengacara dari Azizi Lawfirm, Yosep Friadi (dua kiri) dan Abdi Muhariyansyah (kiri) bersama korban Muhammad Arnando Al Faaris (dua kanan) dan Sukril Kamal saat di kantor hukum Azizi Lawfirm, Sabtu (31/5/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Kuasa hukum Muhammad Arnando Al Faaris, Yosef Friadi, buka suara terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan saat pendidikan dan latihan dasar (diksar) dari Unit Kegiatan Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan Universitas Lampung (Mahepel Unila).

Faaris merupakan salah satu korban dari dugaan penganiayaan oleh senior dari Mahepel Unila.

Di sisi lain, dugaan penganiayaan ini turut mengakibatkan peserta lain yaitu mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila bernama Pratama Wijaya Kusuma tewas.

Kembali lagi kepada pernyataan Yosef, dia menuturkan dalih para senior melakukan penganiayaan terhadap para peserta Mahapel adalah untuk melatih mental.

Yosef mengungkapkan hal ini diketahui lewat pengakuan dari Faaris.

"Jadi, yang disampaikan panitia pelaksana, dalam hal ini ada senior di situ, (dalih) itu pelatihan mental karena alam itu sejahat itu. Ini kan untuk menyatukan mindset mengenai alam itu," katanya dikutip dari YouTube tvOne, Minggu (1/6/2025).

Yosef juga mengungkapkan dugaan penganiayaan terhadap Pratama, Faaris, dan peserta lainnya tidak hanya dilakukan oleh senior korban yang masih berstatus sebagai mahasiswa aktif Unila.

Dia mengatakan ada alumni Unila yang diduga turut melakukan penganiayaan.

Baca juga: Tragedi di Unila: Mahasiswa Tewas Diduga Akibat Penyiksaan, Teman Diksar Korban Buka Suara

Yosef menuturkan hal itu diketahui dari pengakuan Faaris yang tidak mengenal sosok dari para alumni tersebut.

"Ternyata itu (dugaan penganiayaan) bukan hanya senior-senior yang aktif di kampus. Akan tetapi, juga senior-senior di luar kampus. Karena apa? Klien kami tidak mengenali itu," tuturnya.

Lebih lanjut, Yosef juga menjelaskan terkait kasus dugaan penganiayaan baru terungkap belakangan meski diksar digelar pada 10-11 November 2024 lalu.

Dia mengatakan hal tersebut lantaran adanya peserta yang mendadak sakit setelah mengikuti diksar dan berujung meninggal dunia pada 28 April 2025. Adapun sosok yang dimaksud Yosef adalah Pratama.

Yosef mengatakan diagnosa penyebab meninggalnya Pratama karena ada penggumpalan darah di kepala dan lebam di tubuhnya.

Setelah mengetahui adanya kabar tersebut, Yosef mengatakan kliennya langsung melaporkannya ke pihak Unila.

Namun, pihak Unila justru diduga mengancam Faaris dengan menyodorkan surat agar mengaku mengikuti diksar tanpa paksaan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved