Latih Mental Jadi Dalih Senior Aniaya Pratama Mahasiswa Unila saat Diksar hingga Berujung Tewas
Kuasa hukum korban menyebut dalih senior menganiaya junior saat diksar pada 11-14 November 2024 lalu demi melatih mental.
"Jadi, klien kami ini merasa terancam karena dia kan sudah melaporkan hal ini ke pihak kampus dan ternyata di situ klien kami disodorkan surat bahwa dirinya mengikuti (diksar) secara sukarela," jelas Yosef.
Selain itu, Faaris juga disebut diancam nilainya akan dipermasalahkan jika bersuara terkait kasus ini.
Kronologi Dugaan Penganiayaan Versi Faaris
Sebelumnya, Faaris sempat membeberkan kronologi terkait dugaan penganiayaan yang dialami olehnya dan rekannya yang kini sudah meninggal dunia, Pratama, saat mengikuti diksar Mahapel Unila pada 11-14 November 2024 silam.
Dia mengungkapkan awal mula siksaan diperolehnya ketika pada 11 November 2024 disuruh untuk membawa tas dengan beban berat.
"Kami dikumpulkan di Desa Talang Mulya, HP dan dompet dikumpulkan. Mulai kegiatan harus menyelesaikan dengan datang berenam dan pulang berenam," kata Faaris pada Kamis (29/5/2025), dikutip dari Tribun Lampung.
Faaris menuturkan selanjutnya peserta diksar disuruh melakukan perjalanan selama 15 jam dengan istirahat minim.
Akibatnya, rekan Faaris sampai tidak kuat lagi berjalan dan sempat meminta kepada seniornya untuk beristirahat.
Namun, bukannya menyanggupi permintaan rekan Faris, senior tersebut justru menyuruh agar perjalanan tetap dilanjutkan dengan memberi tongkat.
"Tidak bisa pulang duluan atau istirahat panjang, istirahat hanya saja 5-30 menit. Jadi dalam perjalanan, teman saya kakinya sudah tidak kuat lagi karena membawa tas gunung yang berat."
"Bukannya beban dikurangi tapi malah kasih tongkat untuk berjalan," kata Faaris.
Faaris mengatakan dirinya dan rekannya akan disuruh push up sebanyak 25 kali jika tidak melanjutkan perjalanan.
Dia menyebut fisik Pratama adalah yang paling lemah dibanding rekan lainnya.
Hal tersebut dibuktikan dengan kaki Pratama yang terluka saat akan melepaskan sepatu.
Baca juga: Mahasiswa Unila Tewas Diduga Disiksa Senior, Rekan Korban Ungkap Fakta dan Sebut Dapat Tekanan
Lalu, punggung Pratama juga berwarna merah diduga akibat membawa tas dengan beban terlalu berat.
"Kami juga harus bangun tenda dengan kayu ranting, kalau tidak hafal yel-yel akan dihukum push up lagi," tambahnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.