Senin, 6 Oktober 2025

Tragedi di Unila: Mahasiswa Tewas Diduga Akibat Penyiksaan, Teman Diksar Korban Buka Suara

Inilah kabar terbaru soal tewasnya satu orang mahasiswa saat Diksar mahasiswa pecinta alam. Rekan korban yang hendak bercerita dibungkam

Tangkapan layar dari akun TikTok @novitachoirunnisa
MAHASISWA UNILA TEWAS - Mahasiswa FEB Unila, Pratama Wijaya Kusuma semasa hidupnya saat foto bersama ibunya Novita Choirunnisa, Rabu (28/5/2025). Pratama diduga tewas akibat disiksa saat mengikut diksar yang digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (Mahepel) pada 11-14 November 2024. Inilah kabar terbaru soal tewasnya satu orang mahasiswa saat Diksar mahasiswa pecinta alam. Rekan korban yang hendak bercerita dibungkam 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila), Pratama Wijaya Kusuma, dilaporkan tewas diduga akibat penyiksaan oleh seniornya.

Insiden ini terjadi saat Pratama mengikuti pendidikan dan latihan dasar (diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (Mahapel) yang berlangsung dari 10 hingga 14 November 2024 di Gunung Betung, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Korban dinyatakan meninggal dunia pada 28 April 2025.

Zidan, koordinator aksi mahasiswa, mengungkapkan bahwa Pratama dalam kondisi tak berdaya sejak mengikuti kegiatan tersebut.

"Almarhum Pratama sejak mengikuti kegiatan sampai dengan bulan puasa tidak berdaya hingga akhirnya 28 April 2025 beliau wafat," ujar Zidan.

Sementara itu, rekan korban, Muhammad Arnando Al Faaris yang juga merupakan peserta diksar, menegaskan adanya penyiksaan terhadap peserta.

Ia mengaku pernah melaporkan tindakan kekerasan tersebut, namun justru mengalami tekanan dari pihak kampus.

"Saya berusaha melaporkan kekerasan yang terjadi yang dilakukan oleh kakak tingkat di Mahapel,"

"Saya sendiri mengalami dan saya mengharapkan ada keadilan, tapi malah saya mendapatkan tekanan," kata Arnando.

Arnando menjelaskan bahwa setelah melaporkan insiden tersebut, ia dicap sebagai pembuat masalah oleh kakak tingkat dan pihak kampus.

"Bahkan saya diminta untuk menandatangani surat perjanjian supaya tak menceritakan ke siapapun soal kekerasan pada diksar," tambahnya.

Baca juga: Mahasiswa Unila Tewas Diduga Disiksa Senior, Rekan Korban Ungkap Fakta dan Sebut Dapat Tekanan

Kecewa dengan sikap kampus, Arnando memutuskan untuk keluar dari Unila.

"Saya tidak ikhlas dengan apa yang terjadi. Saya kecewa dengan sikap kampus, makanya saya keluar Unila," ungkapnya.

Dari enam peserta yang mengikuti diksar, Pratama adalah yang memiliki kondisi fisik paling lemah.

Namun, pihak senior justru menganggapnya berpura-pura lemah.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved