Atap Sekolahnya Ambruk, Bagaimana Nasib Para Murid SDN 2 Panyingkiran Sumedang?
Disdik Sumedang memastikan KBM murid SDN 2 Panyingkiran yang atap sekolahnya ambruk, tetap akan berlangsung. Para murid diungsikan ke sekolah lain.
TRIBUNNEWS.COM - Kegiatan belajar mengajar (KBM) murid SDN 2 Panyingkiran, Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat (Jabar), dipastikan akan tetap berlangsung.
Sebagaimana diketahui, atap bangunan SD Negeri 2 Panyingkiran ambruk pada Minggu (16/2/2025) sekitar pukul 23.00 WIB.
Akibatnya, bangunan SDN 2 Panyingkiran pun tidak bisa digunakan untuk sementara waktu.
Meski begitu, para murid SDN 2 Panyingkiran kelas 1 sampai 6 nantinya akan mengungsi ke sekolah lain yakni, SDN 1 Panyingkiran dan SDN 3 Panyingkiran.
Hal tersebut dikatakan oleh Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumedang, Eka Ganjar Kurniawan
Eka menegaskan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) SDN 2 Panyingkiran dialihkan ke tempat lain selama proses perbaikan bangunan sekolah berlangsung.
Proses perbaikan diperkirakan akanberlangsung selama sekitar 3 minggu ke depan.
Namun untuk hari ini, Senin (17/2/2025), para murid SDN 2 Panyingkiran terpaksa dipulangkan dan belajar di rumah.
"Proses KBM dipastikan tetap berjalan, kecuali hari Senin sekarang dilaksanakan belajar di rumah," kata Eka, Senin pagi, dilansir TribunJabar.id.
"Kami koordinasi dengan SDN Panyingkiran 1 dan 3, supaya siswa bisa tetap belajar. Teknisnya sedang dibahas, apakah mungkin ada kelas siang, dan lain sebagainya," imbuhnya.
Baca juga: Dugaan Penyebab Ambruknya Atap SDN 2 Panyingkiran Sumedang, Berat Genting Bertambah saat Hujan
Disebutkan Eka juga, lokasi sekolah yang digunakan untuk mengungsi para murid tersebut dekat dengan SDN 2 Panyingkiran.
"Kami sudah cek ke lapangan, dan lokasi SD lain (yang dipakai untuk mengungsi KBM) masih dalam satu hamparan (berdekatan)," sebut Eka.
Dugaan Penyebab
Hujan berintensitas tinggi yang terjadi belakangan ini diduga memicu ambruknya bangunan berangka atap baja ringan ini.
Namun, meski rangka atapnya baja, kata Eka, genting yang digunakan justru genting tanah liat khas Jatiwangi yang bebannya bertambah saat basah.
Rangka baja ringan yang dipasang pada renovasi tahun 2010 tersebut tidak kuat menahan beban yang semakin hari semakin berat seiring dengan curah hujan yang naik itu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.