Sabtu, 4 Oktober 2025

Cerita Lengkap Bocah di Cirebon Depresi, Kecewa ke Orang Tua Gegara Ponsel Hasil Tabungannya Dijual

Pemicu bocah bernama lengkap Arya Randi Pratama ini dikabarkan dari kekecewaan terhadap orang tuanya.

freepik
Ilustrasi anak. Cerita anak depresi dari Cirebon berinisia AR, bermula ketika dirinya baru dua bulan menginjakkan kaki di kelas VI Sekolah Dasar. 

Pantauan Tribun di lokasi, rombongan dinas tersebut sudah berada di lokasi ketika awak media mendatangi rumah AR.

Terlihat, perwakilan rombongan tersebut berinteraksi dengan AR yang didampingi ibunya.

Namun tak lama berinteraksi, AR terlihat mengamuk.

AR menangis melihat banyak orang berdatangan ke rumahnya yang titiknya berada di dalam gang padat penduduk.

Informasi yang diterima, AR hendak diajak berkeliling sebagai salah satu upaya menenangkan kondisi AR.

Di mana ketika kumat, AR kerap mengamuk dan merusak sejumlah barang yang ada di dalam rumah.

Namun ajakan itu ditolak AR, sehingga rombongan yang dipimpin Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Ade Cahyaningsih itu meninggalkannya dengan membiarkan AR tenang di dalam rumah oleh ibunya.

Ade mengatakan, kondisi yang dialami oleh AR menjadi perhatian oleh seluruh pihak, tak terkecuali Disdik Kota Cirebon.

Hasil kunjungannya ke rumah AR, Ade menyebut, AR awalnya terlihat baik dan cerdas dalam pelajaran dari kelas I hingga kelas VI.

Namun seusai dua bulan menginjakkan kaki di kelas VI pada Agustus 2023 lalu, anak pertama dari pasangan Alipyanto dan Siti Anita itu mengalami masalah psikologis yang bermula dari permasalahan internal keluarga, terutama berkaitan dengan masalah ekonomi.

Menurut informasi dari pihak RT dan RW setempat, kata Ade, AR kesal dan kecewa dengan ibunya yang menjual hp yang telah dibelinya dengan usahanya sendiri, melalui menabung.

"Kami juga tidak bisa menyalahkan ibunya pada akhirnya, hanya mungkin kesedihan si anak ini tidak bisa diluapkan, karena AR termasuk orang pendiam," ujar Ade saat diwawancarai media, Senin (13/5/2024).

Meskipun berbagai bantuan sosial seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Indonesia Pintar (PIP), dan Program Keluarga Harapan (PKH) telah diberikan oleh pihak terkait, termasuk bantuan dari kelurahan dan warga, namun penanganan terkait masalah psikologis dan mental AR memerlukan pendekatan yang lebih khusus.

Ade juga menekankan pentingnya terapi yang berkelanjutan dan kontinyu untuk membantu AR pulih dari kondisinya saat ini.

Meskipun demikian, ia menyatakan optimis bahwa masih besar kemungkinan AR bisa kembali ke kondisi semula.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved