Wakil Ketua Komisi X DPR Ingatkan Risiko Bagi Siswa Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT
Hetifah meminta Pemprov NTT tak asal membuat kebijakan lantaran bisa berpengaruh terhadap kesehatan murid.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Hetifah Sjaifudian mengingatkan risiko bagi siswa SMA/SMK masuk sekolah pukul 05.00 Wita di Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Menurut saya sih sekolah kepagian itu meningkatkan banyak resiko yang negatif-negatif khususnya bagi siswa," kata Hetifah saat dihubungi, Rabu (1/2/2023).
Menurut Hetifah, tidur yang kurang akan berdampak pada kesehatan hingga gangguan emosi bagi siswa.
Baca juga: Aturan Masuk Sekolah di NTT Direvisi, Jam Pelajaran Kini Dimulai Pukul 05.30 Wita
"Tidur yang kurang itu berdampak ke risiko kesehatan, performa yang menurun di sekolah, dan gangguan emosi," ujarnya.
Dia menyebut berdasarkan American Academy of Pediatrics dan ahli kesehatan di negara lain bahwa waktu ideal memulai sekolah adalah pukul 08.30.
"Anak yang mendapatkan istirahat cukup menunjukkan prestasi dan kehadiran lebih baik di sekolah," ungkap Hetifah.
Hetifah meminta Pemprov NTT tak asal membuat kebijakan lantaran bisa berpengaruh terhadap kesehatan murid.
Karenanya, dia menyarankan Pemprov NTT untuk mendengar pendapat para pakar, aspirasi, guru, murid, orangtua serta melakukan kajian ilmiah.
Baca juga: Kebijakan Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi di NTT jadi Sorotan, Gubernur Tolak Cabut Aturan
"Saran saya sih lebih baik dinas pendidikan mendengarkan pendapat pakar dan aspirasi guru, murid, orangtua, serta melakukan kajian ilmiah, sebelum membuat kebijakan drastis seperti ini," imbuhnya.
Seperti diberitakan, Gubernur Nusa Tenggara Timur(NTT) Viktor Laiskodat mempersilakan orangtua siswa untuk memindahkan anaknya dari sekolah terkait jika tidak mampu dengan aturan masuk jam 05.00 pagi.
"Bagi orang tua yang ingin mendorong anaknya ke situ, dia akan disiapkan dengan baik menjadi pemimpin masa depan. Yang tidak mau tidak dipaksa, monggo geser kasih keluar anaknya," kata dia dalam sambutannya di pembukaan Sidang Sinode GMIT, Selasa(28/2/2023).
Viktor sesumbar bahwa kebijakan ini mendorong siswa bangun tidur lebih awal. Apalagi di dua sekolah itu merupakan sekolah unggulan.
Nantinya, kata dia, akan ada kerja sama dengan lembaga yang membantu siswa bisa masuk ke perguruan tinggi ternama.
Lembaga itu akan membantu pengajaran dan mempersiapkan siswa lebih dini untuk bersaing dalam perguruan tinggi.
Baca juga: Komisi X Minta Kemendikbud Segera Cari Solusi Gubernur NTT Wajibkan Siswa SMA Masuk Jam 5 Pagi
Targetkan Swasembada Pangan, Kementan Tanam Jagung Serentak di 4 Provinsi |
![]() |
---|
Polda NTT Dorong Edukasi dan Pelaporan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak |
![]() |
---|
MotoGP Mandalika Angkat Ekonomi Lombok, Komisi X: Pemerintah Harus Beri Perhatian Khusus |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kupang, Kamis 25 September 2025: Berawan pada Siang Hari |
![]() |
---|
Air Bersih Terputus Usai Banjir Bandang di NTT, Kemensos Bergerak Cari Sumber Baru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.