Pendidikan Profesi Guru
5 Contoh Studi Kasus PPG 2025 Masalah Strategi Pembelajaran Maksimal 600 Kata sebagai Referensi
contoh studi kasus PPG 2025 masalah Strategi Pembelajaran maksimal 600 kata sebagai referensi untuk guru SD, SMP, SMA saat mengikuti UKPPPG tahap 2.
Penulis:
Sri Juliati
Editor:
Whiesa Daniswara
Respons siswa terhadap strategi Jigsaw sangat positif. Mereka tampak lebih antusias karena merasa memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan materi kepada kelompoknya. Siswa yang sebelumnya pasif menjadi lebih percaya diri ketika mendapat giliran menyampaikan hasil diskusi.
Suasana kelas menjadi lebih hidup, penuh diskusi, dan interaksi dua arah. Siswa juga lebih mudah memahami materi karena dijelaskan dengan bahasa teman sebaya yang sederhana. Selain itu, nilai kebersamaan dan toleransi terlihat jelas ketika mereka saling membantu menjelaskan materi dan menghargai perbedaan pendapat.
4. Apa pengalaman berharga yang bisa dipetik?
Pengalaman berharga yang saya peroleh adalah pentingnya menyesuaikan strategi pembelajaran dengan karakteristik siswa. Ceramah memang bermanfaat untuk memberikan gambaran awal, tetapi tidak cukup untuk membentuk pemahaman yang mendalam maupun sikap yang diharapkan.
Dengan menerapkan strategi Cooperative Learning, saya menyadari bahwa pembelajaran Pendidikan Pancasila sebaiknya menekankan pada pengalaman nyata siswa dalam bekerja sama, berdiskusi, dan menghargai perbedaan. Hal ini sejalan dengan tujuan mata pelajaran, yaitu membentuk peserta didik yang berkarakter Pancasila.
Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa guru bukan hanya penyampai informasi, melainkan fasilitator yang menciptakan suasana belajar aktif, interaktif, dan bermakna. Strategi yang tepat mampu menghidupkan kelas, menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa, serta meningkatkan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
D. Contoh Studi Kasus PPG 2025 Masalah Strategi Pembelajaran
1. Deskripsikan strategi pembelajaran yang Bapak/Ibu gunakan sesuai dengan kondisi siswa dan tujuan pembelajaran.
Pada pembelajaran Pendidikan Pancasila kelas XI dengan materi Peran Siswa dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa, strategi awal yang saya gunakan adalah ceramah dipadukan dengan tanya jawab. Saya memaparkan pentingnya sikap toleransi, kerja sama, dan menghargai perbedaan.
Tujuannya agar siswa memahami nilai persatuan dalam kehidupan berbangsa. Namun, strategi ini menjadikan saya terlalu dominan dalam kegiatan belajar, sedangkan siswa cenderung pasif. Hanya segelintir siswa yang merespons pertanyaan, sementara yang lain lebih banyak diam atau sekadar mencatat. Akibatnya, suasana kelas terasa monoton dan siswa kurang menunjukkan keterlibatan emosional maupun sikap nyata terhadap nilai persatuan yang sedang dipelajari.
2. Bagaimana merancang strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan dan kondisi siswa?
Menyadari hal tersebut, saya merancang strategi pembelajaran yang lebih partisipatif. Saya memilih model Project Based Learning (PjBL).
Dalam perencanaan, saya membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dan memberikan proyek berupa pembuatan video kampanye toleransi atau poster digital tentang pentingnya menjaga persatuan di tengah keberagaman. Proyek ini dipilih karena sesuai dengan karakter siswa SMA yang dekat dengan teknologi dan media sosial, sehingga mereka lebih termotivasi.
Tahapan PjBL dimulai dari penentuan masalah (isu intoleransi di lingkungan sekitar), perancangan ide proyek, pelaksanaan pembuatan produk, presentasi hasil, hingga refleksi bersama. Saya menyiapkan rubrik penilaian yang mencakup aspek kreativitas, kerjasama, kedalaman pesan yang disampaikan, dan relevansi dengan nilai Pancasila. Dengan strategi ini, siswa bukan hanya memahami konsep, tetapi juga berlatih menginternalisasi nilai persatuan melalui karya nyata.
3. Bagaimana respons peserta didik terhadap strategi pembelajaran yang digunakan?
Respons siswa terhadap strategi pembelajaran berbasis proyek sangat positif. Mereka terlihat lebih antusias, kreatif, dan termotivasi karena merasa memiliki kebebasan berkreasi. Siswa yang biasanya pasif dalam diskusi menjadi aktif ketika membuat konten video atau desain poster.
Diskusi kelompok berlangsung dinamis, dan siswa menunjukkan kemampuan berkolaborasi dengan baik. Saat mempresentasikan hasil karyanya, mereka tampak percaya diri dan bangga karena mendapat apresiasi dari teman-teman sekelas.
Selain itu, siswa merasa pembelajaran lebih bermakna karena terkait dengan realitas kehidupan mereka. Banyak di antara mereka yang menyatakan bahwa proyek ini membuat mereka lebih memahami pentingnya toleransi dan persatuan, bukan hanya sebagai teori, tetapi sebagai sikap yang perlu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Apa pengalaman berharga yang bisa dipetik?
Pengalaman berharga yang saya peroleh adalah bahwa strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan motivasi, kreativitas, dan penghayatan siswa terhadap nilai-nilai Pancasila. Saya menyadari bahwa guru tidak cukup hanya menjelaskan materi, tetapi harus menghadirkan pengalaman belajar yang kontekstual, menantang, dan relevan dengan kehidupan peserta didik.
Melalui Project Based Learning, siswa dapat mengembangkan keterampilan abad 21, seperti berpikir kritis, berkomunikasi, berkolaborasi, dan berkreasi. Lebih dari itu, mereka belajar untuk menginternalisasi nilai persatuan dengan cara yang lebih nyata dan menyenangkan. Bagi saya, pengalaman ini menjadi pelajaran penting bahwa strategi pembelajaran harus selalu disesuaikan dengan karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, serta tuntutan zaman.
E. Contoh Studi Kasus PPG 2025 Masalah Strategi Pembelajaran
Saat mengajarkan materi pecahan sederhana, saya awalnya menggunakan metode ceramah dan latihan soal di papan tulis. Saya menjelaskan konsep pecahan, memberi contoh, lalu meminta siswa mengerjakan soal.
Namun, sebagian besar siswa hanya mendengar tanpa benar-benar memahami. Diskusi kelompok pun tidak berjalan maksimal karena hanya beberapa siswa yang aktif. Akibatnya, tujuan pembelajaran—siswa mampu membandingkan dan menyederhanakan pecahan—belum tercapai.
1. Deskripsikan strategi pembelajaran yang Bapak/Ibu gunakan sesuai dengan kondisi siswa dan tujuan pembelajaran.
Melihat kondisi tersebut, saya mengubah strategi menjadi pembelajaran berbasis aktivitas dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Saya menyiapkan media konkret berupa potongan kertas berbentuk lingkaran dan persegi yang dapat dibagi menjadi bagian-bagian pecahan. Siswa diminta membagi kertas sesuai instruksi untuk memvisualisasikan perbandingan pecahan.
2. Bagaimana merancang strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan dan kondisi siswa?
Perancangan saya sesuaikan dengan keragaman kemampuan siswa. Saya membuat kelompok heterogen agar siswa yang cepat memahami dapat membantu temannya. Lembar aktivitas berisi langkah sederhana: membagi kertas, menempelkan hasilnya, lalu membandingkan pecahan. Saya juga menyiapkan pertanyaan pemantik seperti “Mana yang lebih besar: 1/2 atau 1/3?” untuk mendorong diskusi.
3. Bagaimana respons peserta didik terhadap strategi pembelajaran yang digunakan?
Respons siswa sangat positif. Mereka antusias membagi kertas, berdiskusi, dan mencoba memberikan contoh pecahan dari kehidupan sehari-hari, seperti membagi kue atau buah. Siswa yang biasanya pasif ikut aktif karena memiliki benda konkret yang dapat disentuh dan dimainkan.
4. Apa pengalaman berharga yang bisa dipetik?
Saya belajar bahwa strategi pembelajaran harus fleksibel dan sesuai kondisi kelas. Metode ceramah saja tidak cukup untuk anak sekolah dasar yang membutuhkan aktivitas nyata. Pendekatan berbasis aktivitas membuat pembelajaran lebih menyenangkan, interaktif, dan bermakna, sekaligus memperkuat keterampilan sosial siswa melalui kerja kelompok.
*) Disclaimer:
- Contoh studi kasus PPG 2025 masalah Strategi Pembelajaran dalam artikel ini hanya sebagai referensi bagi guru yang mengikuti bagi Guru Tertentu dalam UKPPPG 2025.
- Beberapa studi kasus PPG 2025 merupakan hasil olah AI, sehingga bapak/ibu guru perlu melakukan modifikasi.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)
Sumber: TribunSolo.com
Pendidikan Profesi Guru
Contoh Tugas Akhir Modul Pengembangan Perangkat Pembelajaran, PPG PAI Kemenag 2025 |
---|
6 Contoh Tugas Refleksi Modul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Topik 1-8 PPG Kemenag 2025 |
---|
7 Contoh Tugas Mandiri Modul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Topik 1-8 PPG Kemenag 2025 |
---|
Lapor Diri di LPTK untuk PPG Guru Tertentu Tahap 3 Bisa Dilakukan sampai Kapan? Simak Tata Caranya |
---|
PPG bagi Guru Tertentu Tahap 3 2025 Dibuka, Kuota 155.652 Peserta, Cek Ketentuan dan Jadwalnya |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.