Program Makan Bergizi Gratis
Menteri HAM Natalius Pigai Klaim Pelaksanaan Program MBG 99,99 Persen Berhasil, Apa Indikatornya?
Natalius Pigai mengatakan, ia telah memerintahkan 33 lebih kantor wilayah Kementerian HAM untuk memantau langsung pelaksanaan MBG
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mengklaim pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) di Indonesia 99,99 persen berhasil.
Pernyataan ini disampaikan Natalius Pigai sebagai salah satu respons maraknya siswa sekolah yang keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis.
Baca juga: Anggota DPR: Ada SPPG MBG Isinya Anak, Istri dan Keponakan
Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah program prioritas nasional yang diluncurkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sejak 6 Januari 2025.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan gizi masyarakat, terutama anak-anak dan ibu hamil, serta mendukung pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul di Indonesia.
Baca juga: MBG Dipelesetkan Jadi Makan Beracun Gratis, DPR: Korban Nyata, Bukan Lelucon
Natalius Pigai mengatakan, ia telah memerintahkan 33 lebih kantor wilayah Kementerian HAM untuk memantau langsung pelaksanaan MBG di masing-masing wilayah.
Berdasarkan hasil pemantauan pihaknya, Pigai menyampaikan, ada dua hal yang menjadi catatan dari program MBG, yakni perihal pelaksaan produksi dan distribusi serta kurangnya pengawasan.
"Misalnya yang tadi pelaksanaan produksi, misalnya yang masak, keterampilannya, skills-nya, kemudian distribusi pangannya, tempat penyimpanannya, pasti ada 1-2 problem, ada, pasti. Kemudian kurangnya pengawasan, ada," kata Pigai, dalam konferensi pers di kantor Kementerian HAM RI, Jakarta, Rabu (1/10/2025).
Walaupun ada catatan yang menjadi atensi pihaknya, Pigai kemudian menilai, pelaksanaan MBG sudah 99,99 persen berhasil.
Adapun deviasi atau penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan program MBG, katanya, hanya sebesar 0,0017 persen.
"Yang deviasi atau penyimpangan, penyimpangan, itu hanya 0,0017 persen. Jadi 99,99 persen makan bergizi gratis di Indonesia yang baru seumur jagung termasuk berhasil sampai pada hari ini," ucap Pigai.
Lebih lanjut, ia menekankan, program MBG tetap memerlukan pemantapan pelaksanaan ke depannya.
Misalnya, dengan melakukan peningkatan keterampilan sumber daya yang sudah ada maupun melakukan rekrutmen tenaga-tenaga kerja terampil.
"Tapi program ini kan masih terus. Maka diharapkan perlu ada pemantapan, perlu ada revitalisasi, perlu ada pengawasan, perlu ada peningkatan skills, perlu ada rekrutmen, tenaga-tenaga terampil yang nanti bisa ikut memberi kontribusi di dalam pelaksanaan makan bergizi gratis untuk masa yang akan datang," pungkas Pigai.
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan sebanyak 6.517 orang mengalami keracunan makan bergizi gratis (MBG) sejak program tersebut diluncurkan pada Januari 2025.
Program Makan Bergizi Gratis
Kasus Pegawai SPPG MBG di Jaktim Aniaya Wartawan Berakhir Damai, Korban Maafkan Pelaku |
---|
SLB di Tasikmalaya Butuh MBG untuk Penuhi Gizi Seimbang bagi Anak Berkebutuhan Khusus |
---|
Said Aqil Sirodj Institute: Program MBG Bukan Sebatas Janji Politik, Tapi Misi Peradaban Masa Depan |
---|
Ribuan Siswa Keracunan MBG, Menkes Minta Mendikdasmen Masukkan Pemahaman Gizi ke Kurikulum Sekolah |
---|
Anak-Anak di Pulau Sebatik Takut Konsumsi Menu MBG Usai Marak Kasus Keracunan Massal |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.