Sabtu, 4 Oktober 2025

Danau Terancam, Menteri LH Usul Pusat Studi dan Libatkan Anak Muda Atasi Krisis Ekologis

Hanif Faisol Nurofiq mengangkat isu krusial yang selama ini luput dari sorotan: kerusakan ekosistem danau di Indonesia. 

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Dodi Esvandi
Tribunnews/Danang Triatmojo
Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq dalam rapat koordinasi yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup perihal evaluasi capaian penyelamatan 15 danau prioritas nasional, di kawasan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (1/10/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTAMenteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengangkat isu krusial yang selama ini luput dari sorotan: kerusakan ekosistem danau di Indonesia. 

Dalam rapat koordinasi evaluasi penyelamatan 15 danau prioritas nasional yang digelar di kawasan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (1/10/2025), Hanif mengusulkan pembangunan pusat-pusat studi penanganan danau sebagai langkah strategis untuk mengatasi berbagai persoalan lingkungan yang kian mendesak.

“Kita mengusulkan ada pusat-pusat studi, pusat-pusat penanganan danau. Kita juga siap, seandainya internasional, untuk Asia Pasifik memberikan mandat kita menjadi pusat penanganan, pemulihan, restorasi danau di level regional di Asia Pasifik,” ujar Hanif dalam pidatonya.

Hanif menyoroti bahwa hampir seluruh danau yang dijadikan destinasi wisata kini menghadapi ancaman serius akibat penumpukan sampah. 

Meski kawasan danau menjadi sumber ekonomi, dampak ekologisnya justru semakin parah.

“Hampir semua danau yang dijadikan tempat wisata, tidak hanya menjadikan tempat itu menghasilkan uang, tetapi menumpuk sampah yang luar biasa di danau-danau tersebut. Dan ini juga belum kita mampu tangani,” ucapnya.

Baca juga: Danau-danau Indonesia Terancam: Menteri LH Soroti Ikan Invasif dan Sampah Wisata

Ia mengingatkan bahwa pencemaran sampah bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga berpotensi menelan korban jiwa. 

Hanif menyinggung dua tragedi besar: longsor di TPA Klapanunggal Bogor yang menewaskan satu pekerja bulan lalu, serta bencana di TPA Leuwigajah, Cimahi, pada 2005 yang menenggelamkan satu desa.

“Ini permasalahan sampah kemudian ngalir jelas ke danau-danau, ke sungai-sungai, dan akhirnya ke laut. Maka persoalan-persoalan inilah yang kemudian harus kita tangani bersama,” tegasnya.

Tak hanya mengandalkan kebijakan, Hanif juga menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam gerakan penyelamatan lingkungan. 

Ia mendorong pemerintah dan berbagai pihak untuk menggelar diskusi, lomba, dan kampanye kesadaran publik yang dapat membentuk pola pikir anak muda sejak dini.

“Karena tanpa disadarinya, maka itulah menumbuhkan kemudian mindset yang akan paham dengan kondisi lingkungan kita,” pungkas Hanif.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved