Jumat, 3 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Mahfud MD Sebut MBG Program Mulia Tapi Tata Kelolanya Harus Diperbaiki

Mahfud MD menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan langkah mulia yang harus didukung.

|
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hasanudin Aco
KOMPAS.com/Fristin Intan Sulistyowati
PROGRAM MBG - Mantan Menkopolhukam, Mahfud MD, menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan langkah mulia yang harus didukung. /Foto.dok 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan langkah mulia yang harus didukung.

Namun ia tidak menampik tata kelolanya mendesak untuk segera diperbaiki agar tidak menimbulkan masalah di lapangan.

Hal itu disampaikan Mahfud dalam podcast Terus Terang yang tayang di channel Youtube pribadinya Mahfud MD Official seperti dilihat Tribunnews.com, Rabu (1/10/2025).

“Program makan bergizi gratis ini program paling bagus, mulia menurut saya. Karena kita bayangkan ada jutaan anak-anak kita yang tidak bisa makan. Sehingga menurut saya program makan bergizi gratis ini program yang sangat mulia dan harus kita dukung bersama-sama,” ujar Mahfud.

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa peristiwa keracunan yang terjadi di sejumlah sekolah tidak boleh dianggap sekadar angka kecil.

Baginya setiap korban yang berjatuhan menyangkut nyawa manusia.

“Memang itu menjadi sorotan nasional, meskipun itu benar cuma 0,00017 persen kata Presiden dan kecil sekali memang jika ditotal sekarang. Tapi kan juga jutaan pesawat terbang di dunia ini lalu lalang setiap hari kecelakaan satu aja bisa tidak sampai 1 persen aja orang sudah ribut. Karena itu menyangkut nyawa dan kesehatan. Jadi bukan persoalan angka tapi ini harus diteliti lagi masalahnya,” kata Mahfud.

Dijelaskan Mahfud, ada masalah serius dalam tata kelola MBG.

Menurutnya, banyak pertanyaan muncul di lapangan terkait siapa pihak yang benar-benar bertanggung jawab.

“Tetapi memang perlu diperbaiki tata kelolanya, sangat perlu mendesak diperbaiki tata kelolanya karena banyak pertanyaan di bawah sebenarnya penyelenggara di bawah itu siapa pada tingkat bawah. Pemerintah daerah tidak tahu, karena sejak awal tidak dilibatkan tapi ketika ada masalah keracunan mereka yang turun,” jelas Mahfud.

Ia mencontohkan kondisi guru yang bukan panitia MBG namun tetap diminta mengganti perlengkapan yang hilang atau ikut membersihkan peralatan makan.

“Ada yang satu sekolah guru tidak digaji, tidak jadi panitia tapi ikut membersihkan piring-piring ompreng. Lalu ada yang hilang suruh dia yang suruh ganti padahal dia bukan panitia,” pungkasnya.

Kasus MBG

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah terus jadi sorotan.

Terutama munculnya sejumlah temuan siswa keracunan setelah mengkonsumsi MBG.

Program MBG diluncurkan pada 6 Januari 2025 yang menargetkan 82,9 penerima mulai dari siswa SD – SMU atau sederajat.

Program ini bertujuan untuk memastikan anak Indonesia memiliki gizi yang cukup dan seimbang sebagai pondasi penting bagi tumbuh kembang anak.

Program MBG ini sesuai janji Prabowo Subianto saat kampanye calon presiden di Pilpres 2024 lallu.

Dari data BGN, setidaknya ada 70 kasus insiden keamanan pangan MBG 2025. 

Rinciannya, 5.914 orang penerima manfaat yang terdampak.

Rinciannya, kota Bandar Lampung sebanyak 503 orang, Kabupaten Lebong Bengkulu 467 orang, Kabupaten Bandung Barat 411 orang, Kabupaten Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah 339 orang dan Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta 305 orang.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved