Ketua DPR Soroti Kurangnya Pengawasan Konstruksi dalam Insiden Robohnya Musala Ponpes di Sidoarjo
Ketua DPR RI Puan Maharani, menyoroti proses pengawasan konstruksi pembangunan hingga evakuasi atas musibah robohnya Musala Sidoarjo.
Ketua DPP PDIP itu menyoroti kurangnya pengawasan konstruksi pada sarana ibadah dan pendidikan berbasis pesantren.
"Negara harus hadir memastikan setiap proses pembangunan, terlebih yang menyangkut fasilitas publik untuk anak- anak, dilakukan sesuai kaidah konstruksi yang benar dan diawasi secara ketat," ungkap Puan.
Puan menekankan, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang menampung jutaan santri di seluruh Indonesia tidak boleh dibiarkan dengan fasilitas yang rentan membahayakan keselamatan.
"Negara tidak boleh abai terhadap hak dasar anak untuk mendapatkan lingkungan pendidikan dan keagamaan yang sehat serta terlindungi dari risiko bencana dan kecelakaan teknis," ucap dia.
Polri Turunkan Tim DVI
Polda Jawa Timur mengerahkan tim Disaster Victim Identification (DVI) terkait kasus tersebut.
DVI adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi korban dari insiden yang menelan korban massal, baik yang disebabkan oleh manusia maupun alam.
Tim tersebut dikerahkan untuk membantu evakuasi dan identifikasi para korban.
"Tim DVI sudah membentuk posko bersama tim gabungan untuk melakukan proses evakuasi dan identifikasi," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Jules Abraham Abast dalam keterangannya, Selasa (30/9/2025).
Dari data sementara, hingga kini total 102 orang telah dievakuasi, di antaranya 91 orang melakukan evakuasi mandiri dan 11 orang dievakuasi tim SAR.
Dalam hal ini, 101 orang di antaranya berhasil selamat. Sementara, satu orang santri meninggal dunia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.