Selasa, 7 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Waka BGN Tolak Dugaan Sabotase di Balik Ribuan Anak Keracunan MBG: Ini Kelalaian Kami

Ribuan anak keracunan MBG. Waka BGN akui kelalaian, tolak sabotase, dapur ditutup, investigasi jalan. Publik masih percaya.

Penulis: Igman Ibrahim
Tangkap Layar Kompas TV
MINTA MAAF - Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S Deyang, tak kuasa menahan tangis saat menyampaikan permohonan maaf terkait kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang menimpa ribuan anak, Jumat (26/9/2025) di kantor BGN, Jakarta. 

Ringkasan Utama

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional Nanik S Deyang menyatakan insiden keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan sabotase, melainkan kelalaian internal. Kelalaian disebut terjadi di tingkat dapur pelaksana dan pengawasan teknis. Sebanyak 5.914 orang terdampak sejak Januari, 40 dapur ditutup, dan investigasi gabungan masih berlangsung.

  
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S Deyang menegaskan bahwa insiden keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan sabotase, melainkan kelalaian internal.

Dalam konferensi pers di Kantor BGN, Jakarta, Jumat (26/9/2025), Nanik menyampaikan permintaan maaf dan menyatakan tanggung jawab penuh atas kejadian tersebut.

“Kalau saya sudah ngaku salah saja berarti kelalaian. Kalau kesengajaan saya enggak usah omongin lah, no comment, nanti jadi ramai. Pokoknya akibat kelalaian kami, begitu aja,” ujar Nanik.

Kelalaian yang dimaksud, menurut BGN, terjadi pada pelaksana teknis di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bertugas menyiapkan makanan harian. Beberapa dapur diketahui tidak mengikuti standar operasional prosedur (SOP) keamanan pangan, termasuk dalam proses penyimpanan bahan mentah, pengolahan, dan distribusi.

Selain itu, pengawasan internal dari koordinator wilayah dan tim monitoring pusat dinilai tidak berjalan optimal.

“Yang lalai itu bukan hanya dapur, tapi juga pengawasan kami. Ada SOP yang tidak dijalankan, ada audit yang tidak menyeluruh. Itu tanggung jawab kami,” kata Nanik.

BGN mencatat sebanyak 70 kasus keracunan MBG dengan total 5.914 orang terdampak sejak Januari hingga 25 September 2025. Kasus tersebar di tiga wilayah besar: Wilayah I (Sumatera) mencatat 9 kasus dengan 1.307 korban, Wilayah II (Jawa) mencatat 41 kasus dengan 3.610 korban, dan Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, hingga Indonesia Timur) mencatat 20 kasus dengan 997 korban.

Lima daerah dengan jumlah korban tertinggi adalah Kota Bandar Lampung (503 orang), Kabupaten Lebong, Bengkulu (467), Kabupaten Bandung Barat (411), Kabupaten Banggai Kepulauan (339), dan Kabupaten Kulon Progo (305).

Merujuk grafik tren bulanan BGN, lonjakan kasus terjadi pada Agustus dan September 2025.

Pada Agustus tercatat 1.988 korban dari 9 kasus, sementara pada September melonjak menjadi 2.210 korban dari 44 kasus.

Baca juga: 5.000 Anak Keracunan, KPAI Desak Setop Sementara MBG

Sebagai langkah cepat, BGN telah menutup 40 dapur SPPG di berbagai daerah setelah ditemukan pelanggaran terhadap SOP.

“Yang sudah kejadian itu kan kita nonaktifkan. Kita nyatakan tutup,” kata Nanik.

Ia menekankan bahwa BGN lebih memilih fokus pada evaluasi dan perbaikan daripada mencari kambing hitam.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved