Program Makan Bergizi Gratis
Waka BGN Tolak Dugaan Sabotase di Balik Ribuan Anak Keracunan MBG: Ini Kelalaian Kami
Ribuan anak keracunan MBG. Waka BGN akui kelalaian, tolak sabotase, dapur ditutup, investigasi jalan. Publik masih percaya.
Ringkasan Utama
Wakil Kepala Badan Gizi Nasional Nanik S Deyang menyatakan insiden keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan sabotase, melainkan kelalaian internal. Kelalaian disebut terjadi di tingkat dapur pelaksana dan pengawasan teknis. Sebanyak 5.914 orang terdampak sejak Januari, 40 dapur ditutup, dan investigasi gabungan masih berlangsung.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S Deyang menegaskan bahwa insiden keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan sabotase, melainkan kelalaian internal.
Dalam konferensi pers di Kantor BGN, Jakarta, Jumat (26/9/2025), Nanik menyampaikan permintaan maaf dan menyatakan tanggung jawab penuh atas kejadian tersebut.
“Kalau saya sudah ngaku salah saja berarti kelalaian. Kalau kesengajaan saya enggak usah omongin lah, no comment, nanti jadi ramai. Pokoknya akibat kelalaian kami, begitu aja,” ujar Nanik.
Kelalaian yang dimaksud, menurut BGN, terjadi pada pelaksana teknis di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bertugas menyiapkan makanan harian. Beberapa dapur diketahui tidak mengikuti standar operasional prosedur (SOP) keamanan pangan, termasuk dalam proses penyimpanan bahan mentah, pengolahan, dan distribusi.
Selain itu, pengawasan internal dari koordinator wilayah dan tim monitoring pusat dinilai tidak berjalan optimal.
“Yang lalai itu bukan hanya dapur, tapi juga pengawasan kami. Ada SOP yang tidak dijalankan, ada audit yang tidak menyeluruh. Itu tanggung jawab kami,” kata Nanik.
BGN mencatat sebanyak 70 kasus keracunan MBG dengan total 5.914 orang terdampak sejak Januari hingga 25 September 2025. Kasus tersebar di tiga wilayah besar: Wilayah I (Sumatera) mencatat 9 kasus dengan 1.307 korban, Wilayah II (Jawa) mencatat 41 kasus dengan 3.610 korban, dan Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, hingga Indonesia Timur) mencatat 20 kasus dengan 997 korban.
Lima daerah dengan jumlah korban tertinggi adalah Kota Bandar Lampung (503 orang), Kabupaten Lebong, Bengkulu (467), Kabupaten Bandung Barat (411), Kabupaten Banggai Kepulauan (339), dan Kabupaten Kulon Progo (305).
Merujuk grafik tren bulanan BGN, lonjakan kasus terjadi pada Agustus dan September 2025.
Pada Agustus tercatat 1.988 korban dari 9 kasus, sementara pada September melonjak menjadi 2.210 korban dari 44 kasus.
Baca juga: 5.000 Anak Keracunan, KPAI Desak Setop Sementara MBG
Sebagai langkah cepat, BGN telah menutup 40 dapur SPPG di berbagai daerah setelah ditemukan pelanggaran terhadap SOP.
“Yang sudah kejadian itu kan kita nonaktifkan. Kita nyatakan tutup,” kata Nanik.
Ia menekankan bahwa BGN lebih memilih fokus pada evaluasi dan perbaikan daripada mencari kambing hitam.
Program Makan Bergizi Gratis
5.914 Orang Jadi Korban Keracunan MBG Sepanjang Januari - September 2025, BGN Minta Maaf |
---|
Petugas Dapur MBG Langgar Prosedur: Karena Ngantuk Masak Jam 21.00, Harusnya Jam 02.00 |
---|
Bentuk Dua Tim Investigasi Kasus Keracunan MBG, BGN Libatkan Polri, BIN, BPOM hingga Ahli Independen |
---|
Badan Gizi Nasional Klaim Penyajian Burger di Makan Bergizi Gratis Bukan Menu Harian |
---|
Bandingkan MBG dengan Aturan Makanan di Sekolah Malaysia, Dokter Tan Shot Yen Sindir Kepala BGN |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.