Kabinet Prabowo Gibran
Pakar Ungkap PR Purbaya sebagai Menkeu Baru: Paling Utama Perbaiki Kepercayaan Masyarakat
Peneliti Ekonomi CELIOS, Dyah Ayu, mengungkapkan sejumlah pekerjaan rumah (PR) Purbaya Yudhi Sadewa selaku Menteri Keuangan baru.
Ia menekankan bahwa hal tersebut harus diperhatikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa.
Jangan sampai hanya memaksakan pajak terhadap masyarakat menengah dan ke bawah, tetapi bagaimana juga harus mengenakan pajak bagi orang terkaya di Indonesia.
Optimisme Purbaya
Sebelumnya, Purbaya Yudhi Sadewa optimistis pertumbuhan ekonomi nasional bisa tembus 8 persen jika digerakkan bersama oleh mesin negara dan sektor swasta.
Optimisme ini ia sampaikan di acara diskusi bertajuk Great Lecture dengan tema Transformasi Ekonomi Nasional: Pertumbuhan Inklusif Menuju 8 persen” yang diselenggarakan GREAT Institute di Jakarta, Kamis (11/9/2025).
Menurut Purbaya, pertumbuhan ekonomi 8 persen sejatinya bukan merupakan hasil akhir, tetapi suatu kebutuhan yang mesti diusahakan dengan sungguh-sungguh bila Indonesia ingin lepas dari middle income trap.
“Lihat Jepang, Korea Selatan, dan China. Mereka pernah merasakan pertumbuhan dua digit dalam kurun waktu yang tidak singkat. Jika kita tidak mengusahakannya, maka kita akan selalu berada di posisi ini,” ujarnya.
Mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Indonesia tersebut melihat pangkal persoalan ekonomi saat ini terjadi karena likuditas yang kering, yang ditunjukkan oleh indikator M0 dalam perekonomian yang pertumbuhannya negatif.
Berdasarkan pengalaman Purbaya, peristiwa yang serupa hampir sama terjadi pada saat Pandemi Covid-19 sehingga ia menyarankan kepada Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) agar menarik uang Rp300 triliun di Bank Indonesia agar dikembalikan ke sistem perbankan melalui berbagai program pemulihan ekonomi.
Alhasil, pada 2021 ekonomi di Indonesia perlahan mulai pulih karena hantaman pandemi Covid-19.
Resep yang serupa ini menurut Menteri Keuangan akan dapat menggerakkan ekonomi nasional.
"Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dorongan likuditas dari sisi fiskal terus diperkuat," tegas Purbaya.
Menkeu juga melihat perlambatan ekonomi saat ini juga terjadi akibat peran sektor swasta yang belum optimal.
"Pada periode Presiden SBY terjadi private-led growth (pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh sektor swasta), pertumbuhan kredit mengalir sehingga sektor swasta tumbuh."
"Di periode Presiden Jokowi terjadi state-led growth (pemerintah yang berperan besar mendorong perekonomian), di mana pemerintah yang banyak berperan mendorong perekonomian, tetapi pertumbuhan kredit cenderung urun dan utang pemerintah naik. Sekarang waktunya mesin ekonomi negara dan swasta bergerak," ujar Purbaya.
(Tribunnews.com/Deni/Erik)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.