Jumat, 3 Oktober 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Andi Widjajanto: Kerusuhan Agustus dan Berebut Pengaruh Presiden

Andi Widjajanto mengatakan titik kritis kerusuhan akhir Agustus 2025 tak terlepas dari dugaan pertarungan elit yang terjadi

|

Tanya: Mas, tadi kalau bicara mengenai tipping point ini orang kemudian menghubungkan adanya rivalitas atau semacam keinginan untuk mendegradasi polri dan pimpinannya terkait dengan bagaimana ini pertarungan elit apa ada hubungannya dengan itu? 

Jawab: Karena akhirnya amoknya mengarah kepada personal-personal elit tertentu ada yang melambangkan DPR, ada yang juga melambangkan pemerintah dari Ibu Sri Mulyani yang mau tidak mau kemudian analisis lebih dalamnya harus mengkaji ini pertarungan elit untuk mendapatkan apa? yang saya pernah menyebutnya kalau secara global mungkin ada pertarungan elit karena ada kekhawatiran dari elit-elit global tertentu tentang arah kebijakan Indonesia ke depan.

Apakah Indonesia yang kelihatan ke BRICS, Indonesia yang ke Cina, dan seterusnya atau ada di level nasional, perbutan kelompok pengaruh di sekeliling Presiden untuk mendapatkan akses pengaruh yang lebih besar, ya sekarang kalau kita memotret kelompok Presiden atau kelompok Gerindra, pasti sebagian besar pengahmat akan menyebutkan ada 4 kelompok dominan yang mengelilingi Presiden.

ABCD lalu kita bisa melihat siapa dari ABCD ini yang menguat pas 25 sampai 30 Agustus, mana yang yang melemah, akhirnya menurun kepada operasional, kepada friksi yang ada di kementerian, friksi yang ada di kepolisian.

Friksi yang ada di kepolisian akhirnya mengarah kepada isu pergantian kapolri atau isu yang lebih besar tentang reformasi di polri, mirip-mirip dengan kasus 97-98 ketika tipping pointnya terjadi, lalu ada amok tentang kerusuhan lalu akhirnya keberhasilan dari masa mahasiswa untuk menduduki di parlemen proses yang awal yang segera muncul itu memang pergantian elit.

Pergantian terutama di tubuh TNI, karena kemudian fokus utamanya adalah menjelaskan tentang ketidakberhasilan melakukan deteksi dini, kegagalan untuk melakukan pengamanan sampai kepada protap, misalnya tentang pergerakan pasukan yang tidak diketahui oleh Presiden, dari hal-hal yang sifatnya taktikal operasional ini kemudian proses dari transisi pergeseran elitnya terjadi.

Apakah sekarang di 2025 akan melakukan hal yang sama ketika Presiden secara implicit menyetujui ada tim independen untuk mencari fakta, dan tampaknya juga tidak ada penolakan yang terlalu besar tentang ide reformasi kepolisian, ketika 97-98 fokusnya terutama di Angkatan Darat, yang sekarang 2025 tampaknya fokusnya di institusi kepolisian.

Tanya: Mas, tak lama kemudian Presiden melakukan reshuffle, ada 5 menteri yang di reshuffle, yang memang yang terkait langsung memang beberapa saja, ya kan? Lalu kemudian juga, tadi sudah disinggung Mas Andi Budayanta bahwa Presiden memberikan secara implicit menyetujui pembentukan tim independen apakah ini quick response ini bisa membantu situasi supaya kembali ke situasi yang diinginkan, Mas? 

Jawab: Ada 2 hal ya, tentang reshuffle dari 5 menteri yang reshuffle, hanya 2 yang terkait dengan 25 sampai 31 Agustus, yaitu Pak BG sebagai Menko Polkam dan kemudian Ibu Sri Mulyani Menteri Keuangan yang menjadi target dari AMOK Masa ya, 2 ini yang 3 lain tidak ada kaitannya Menteri Koperasi, Menteri PPM Pekerja Migran, Menteri Olaraga, Pemuda Olaraga tidak ada kaitannya.

2 plus 3 ini menyimpulkan, ada masalah lain yang menjadi beban presiden tentang kabinet disimpulkan dengan pergantian 3 menteri tersebut tapi masalah utamanya tentang 2 menteri Pak BG dan Ibu Sri Mulyani.Menariknya, kita membaca di media keduanya, Pak BG dan Sri Mulyani sudah beberapa kali mengajukan pengunduran diri.

Ibu Sri Mulyani mungkin karena perbedaan paradigma kebijakan, Pak BG masalah personal kesehatan yang baru dikabulkan oleh presiden ketika reshuffle akhir Agustus kemarin. 

Yang 3 ini, tidak ada kaitannya dengan kerusuhan tidak ada juga berita mereka mengajukan pengunduran diri tiba-tiba di reshuffle jadi ada 2 pilahan yang harus kita lihat ya.

Yang menarik kemudian siapa yang menggantikannya kalau Ibu Sri Mulyani digantikan oleh Pak Purbaya yang langsung menyodorkan satu pendekatan baru di ekonomi yang sangat jarang disebut ekonomi lainnya pendekatan uang beredar money based policy yang kemudian segera dilakukan dengan menebar 200 triliun ke bank-bank Himbara.

Ada yang sangat fundamental yang kemudian harus diselesaikan oleh Presiden Prabowo sebelum melangkah lebih lanjut. Misalnya, bagaimana melakukan pembongkaran dari kasus yang ada, terutama 10 tempat di mana korban tewas ada, sampai ya nantinya membenahi hal-hal yang struktural fundamental yang di awal menyebabkan demonya beruntun.

Baca juga: Jokowi Blak-blakan soal Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa dan Sri Mulyani: Mazhab Ekonominya Beda

Tanya: Disebutkan tadi, satu lima tiga plus dua, saya ingin tahu dari pandangan Mas Andi mengapa sih seolah-olah penyerbuan penjaran ke rumah bu Sri Mulyani ini terjadi begitu saja tanpa ada sesuatu. Konon kabarnya sampai dua kali, apa sebenarnya yang membuat ini terjadi?

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved