Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Tembus 195 Ribu Tanda Tangan Petisi Tolak PTDH Kompol Cosmas, Mercy Jasinta Tetap Ngotot Berjuang
Petisi online menolak PTDH Kompol Cosmas Kaju Gae tembus 195 ribu tanda tangan, sang penggangas Mercy Jasinta ngotot berjuang
Menurutnya, dengan semakin banyaknya dukungan masyarakat, ia berharap suara publik yang terkumpul melalui petisi ini mampu mengetuk hati para pengambil keputusan.
Mercy juga yakin petisi ini memiliki daya tekan yang signifikan.
“Setiap tanda tangan adalah bentuk tekanan moral publik. Walaupun keputusan akhir ada di tangan lembaga yang berwenang, tetapi suara publik yang masif ini tidak bisa diabaikan,” tegasnya.
Lantas Mercy berharap petisi ini dapat mendorong evaluasi ulang terhadap keputusan yang telah diambil dan menunjukkan masyarakat Indonesia menaruh perhatian serius terhadap kasus ini.
Hingga kini, petisi tersebut terus menuai dukungan di platform daring.
Mercy menegaskan, petisi ini adalah suara moral rakyat yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
“Cepat atau lambat, mereka perlu memberi tanggapan, karena publik berhak tahu kejelasan arah penanganan kasus ini,” tuturnya.
Dengan semangat yang tak kendur, Mercy optimistis tekanan sosial dari masyarakat akan menjadi pertimbangan penting bagi pihak berwenang dalam menangani kasus ini.
Profil Mercy Jasinta
Mercy Jasinta adalah lulusan Pascasarjana Universitas Merdeka (Unmer) Malang.
Kini, ia mengabdi menjadi seorang dosen di Politeknik St. Wilhelmus Boawae, Kabupaten Nagekeo, NTT.
Kepada Tribunnews, Mercy mengaku sudah dua tahun mengajar di Politeknik St. Wilhelmus Boawae.
Sebelum menjadi dosen, Mercy bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta sebagai HR-GA atau Human Resources (HR) dan General Affairs (GA).
"Saya sudah mengabdi sebagai dosen di Politeknik St. Wilhelmus Boawae selama kurang lebih 2 tahun, sejak saya kembali ke Flores setelah sebelumnya berkarier di Jakarta," katanya kepada Tribunnews.com, Jumat (5/9/2025).
Selain itu, Mercy aktif di organisasi Forum Pemuda NTT Jakarta. Ia sempat dipercaya menjabat sebagai Ketua Divisi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Menurut Mercy, pengalaman tersebut, membentuk kepeduliannya terhadap isu sosial, keadilan, pemberdayaan, dan perlindungan bagi kelompok rentan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.