Kamis, 2 Oktober 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

4 Misteri yang Belum Terjawab di Balik Kematian Iko Mahasiswa Unnes Semarang

Kepolisian mengklaim masih melakukan penyelidikan terhadap kasus kecelakaan tersebut

Editor: Eko Sutriyanto
DOK FH UNNES
KEMATIAN JANGGAL - Ucapan duka dari Unnes atas kematian Iko Juliant Junior yang meninggal dunia dalam kondisi penuh kejanggalan, Senin (1/9/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Iwan Arifianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tangis seorang ibu pecah di ruang perawatan RSUP dr Kariadi Semarang.

Sambil menggenggam tangan anaknya yang terbaring lemah, ia hanya bisa berbisik lirih, “dimaafkan, dimaafkan, dimaafkan.”

Putranya, Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) angkatan 2024, akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Minggu (31/8/2025) sore.

Kepergian Iko bukan hanya meninggalkan duka mendalam, tetapi juga rentetan misteri yang hingga kini belum terjawab.

Baca juga: Mahasiswa Unnes Tewas Penuh Luka Lebam, Sempat Mengigau Ampun Pak Jangan Pukul

1. Selisih Waktu Hampir 10 Jam

Berdasarkan Surat Tanda Penerimaan (STP) yang dikeluarkan Satlantas Polrestabes Semarang, korban Iko Juliant Junior mengalami kecelakaan di Jalan Dr Cipto Semarang pada Minggu (31/8/2025) pukul 02.30 WIB.  

Surat STP yang ditandatangani oleh Aiptu Hardiyanto itu menerangkan motor dan SIM milik Iko Juliant Junior disita polisi.

Namun, ia baru tiba di RSUP dr Kariadi sekitar pukul 11.00 siang dalam kondisi kritis.

Keluarga Iko memperoleh informasi kejadian tersebut ketika korban sudah di rumah sakit.

Rentang hampir 10 jam tanpa penjelasan ini menimbulkan pertanyaan besar: apa yang sebenarnya terjadi pada Iko selama kurun waktu itu?

Satlantas Polrestabes Semarang buka suara mengenai kecelakaan yang disebut menyebabkan kematian mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) angkatan 2024, Iko Juliant Junior.

Kepolisian mengklaim masih melakukan penyelidikan terhadap kasus kecelakaan tersebut.

"Masih kami dalami," kata Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Semarang, Iptu Novita Candra kepada Tribunjateng.com, Senin (1/9/2025) malam.

2. Diantar Brimob, Bukan Warga

Hal lain yang menimbulkan tanda tanya: Iko diantar ke rumah sakit oleh anggota Brimob Polda Jateng, bukan oleh warga atau pengendara yang menemukan di lokasi.

Keterangan ini diperoleh dari satpam rumah sakit.

Bagaimana bisa Brimob yang mengantar? Belum ada penjelasan jelas dari pihak berwenang.

3. Igauan Minta Ampun

Selain itu, ibu korban yang mendampingi Iko Juliant Junior sempat mendengar anaknya mengigau dengan kalimat “ampun Pak, tolong Pak, jangan pukulin saya lagi.

"Iko mengucapkan kalimat yang sama hingga 3 kali."

"Sambil memegangi tangan anaknya, Ibunda Iko berbisik lirih dimaafkan, dimaafkan, dimaafkan," papar Naufal.

Pernyataan terakhir itu membuat keluarga bertanya: benarkah Iko hanya korban kecelakaan tunggal, atau ada kekerasan yang dialaminya?

4. Barang Pribadi Hilang

Motor dan SIM Iko kini disita polisi, tetapi barang pribadinya yang lain hilang.

Tas ransel biru berisi jas almamater serta telepon genggam tak pernah kembali ke tangan keluarga.

Hanya baju PDH DPM yang dikembalikan, itu pun dalam kondisi robek.

Baca juga: 10 Aksi Demonstrasi atau Unjuk Rasa Terbesar di Dunia, Apakah Indonesia Masuk Daftar?

Diantar ke RS dalam Kondisi Kritis  

Kematian Iko tersebut dinilai janggal oleh beberapa pihak seperti dari Pusat Bantuan Hukum Ikatan Alumni (PBH IKA) FH Unnes.

 Anggota PBH IKA Alumni FH Unnes, Naufal Sebastian menyebut, kejanggalan yang ditemukan pihaknya berdasarkan beberapa temuan di lapangan.

Seperti kedatangan korban ke RSUP dr Kariadi Semarang diantar oleh petugas Brimob Polda Jateng dalam kondisi kritis pada Minggu (31/8/2025) sekira pukul 11.00 WIB. 

Naufal menambahkan, berdasarkan foto dari jenazah Iko sebelum dimakamkan dan diambil hanya di bagian
kepala, ada luka sobek di bibirnya.

Belum diketahui luka-luka lain karena jenazah sudah dimakamkan pada Senin (1/9/2025).

"Kejanggalan-kejanggalan itu yang sedang kami coba ungkap," paparnya.

Diberitakan sebelumnya, mahasiswa Fakultas Hukum Unnes angkatan 2024, Iko Juliant Junior meninggal dalam kondisi penuh kejanggalan.

Pihak keluarga pun masih diliputi pertanyaan karena korban meninggal dalam kondisi penuh luka lebam di wajah.

Kecurigaan keluarga semakin tebal karena korban diantar mobil Brimob Polda Jateng ke RSUP dr Kariadi Semarang.

Korban diduga meninggal akibat dianiaya oleh polisi.

"Kami sudah mendapatkan laporan kejanggalan kematian dari almarhum Iko Juliant Junior."

"Kami turut berbelasungkawa."

"Kami juga masih berupaya mengungkap fakta kematian korban yang masih abu-abu," terang anggota PBH IKA FH Unnes, Ady Putra Cesario kepada Tribunjateng.com, Senin (1/9/2025) malam.

Ady menyebut, pihaknya masih terus berupaya mengumpulkan bukti-bukti.

Selain itu, beberapa saksi kunci juga akan diminta keterangan.

"Ada rekan korban yang tahu kejadian ini, tetapi belum bisa memberikan keterangan karena masih trauma," paparnya.

Kendati begitu, pihaknya sepenuhnya akan menyerahkan kejadian ini kepada pilihan keluarga apakah melaporkan kasus ini atau sebaliknya.

"Kami hanya berupaya mengungkap fakta," terang alumni FH Unnes 2010 itu.

Kronologi Kejadian Versi Alumni

Anggota PBH IKA FH Unnes, Naufal Sebastian menjelaskan kronologi kematian Iko.

Iko mulanya berpamitan ke ibunya hendak pergi ke kampus memakai baju PDH DPM, membawa tas ransel warna biru berisi jas almamater, serta mengendarai motor sendiri pada Sabtu (30/8/2025) pukul 17.00.

Selepas itu, Iko Juliant Junior pulang ke rumah pada Sabtu (30/8/2025) sekira pukul 23.00.

Iko lantas dijemput oleh teman untuk pergi ke Jalan Pahlawan Semarang dan memberi kabar kepada temannya yang lain melalui pesan WhatsApp.

Isinya bahwa dia hendak ke Polda Jateng untuk menjemput teman-temannya yang masih ditahan oleh pihak kepolisian pada Sabtu (30/8/2025) sekira pukul 23.00.

"Pada saat itu, Iko masih memakai baju PDH DPM FH Unnes dan membawa tas ransel warna biru berisi jaket almamater," kata Naufal.

Selepas itu, Iko tidak ada kabar.

Iko Juliant Junior mengalami kerusakan di bagian limpa dan pendarahan hebat.

Pihak dokter lantas menyarankan untuk dilakukan operasi.

"Ibu Iko pun menyetujui operasi itu dilakukan," terangnya.

Terpisah, Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto mengatakan, masih melakukan penyelidikan terlebih dahulu terkait informasi tersebut.

Dia pun mempersilakan keluarganya untuk melaporkan ke pihak kepolisian.

"Biar ada penyelidikan atas informasi tersebut," paparnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Kata Polisi Jawab Kejanggalan Kematian Iko Mahasiswa Unnes, Benarkah Murni Kecelakaan?

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved