Ajak Umat Buddha Wujudkan Kurikulum Cinta, Menag Sebut Agama Harus Ajarkan Kasih, Bukan Kebencian
Nasaruddin Umar mengajak umat Buddha di Indonesia untuk menjadi pelopor kerukunan dan cinta kasih dalam kehidupan beragama.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, mengajak umat Buddha di Indonesia untuk menjadi pelopor kerukunan dan cinta kasih dalam kehidupan beragama.
Ajakan ini disampaikan dalam acara Sambung Rasa Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI) yang digelar di JIExpo, Jakarta, Senin (18/8/2025).
Dalam sambutannya, Nasaruddin memperkenalkan gagasan Kurikulum Cinta yang tengah dikembangkan oleh Kementerian Agama. Kurikulum ini bertujuan menanamkan nilai-nilai kasih sayang, toleransi, dan harmoni lintas umat beragama.
“Kurikulum cinta berarti ketika kita mengajarkan agama, kita juga mengajarkan cinta kepada sesama. Jika cinta tertanam dalam diri setiap orang, maka segala sesuatu akan tampak indah,” ujar Nasaruddin dalam acara yang turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, seperti Ketua Dewan Pembina KCBI Hartati Murdaya, Ketua Umum Bhikkhu Dhammavuddho Thera, serta Dirjen Bimas Buddha Kemenag, Supriyadi.
Nasaruddin kemudian menegaskan bahwa ajaran agama seharusnya tidak disampaikan dengan kebencian, melainkan dengan semangat cinta kasih yang menyatukan.
“Mengajarkan agama tidak boleh disertai kebencian. Itu bertentangan dengan esensi ajaran yang kita bawa,” tambahnya.
Menurut Nasaruddin, pembangunan bangsa tidak akan bermakna tanpa fondasi kerukunan.
Karena itu, ia mengajak seluruh umat beragama untuk bersama-sama menjaga harmoni dan persatuan.
“Apa pun agama kita, mari kita wujudkan inti ajarannya: cinta,” tutupnya.
Baca juga: Menteri Agama Tegaskan Lima Poin Penting dalam Kurikulum Cinta, Berikut Aspek Utamanya
Mengenal Kurikulum Cinta
Kurikulum Cinta, atau secara resmi disebut Kurikulum Berbasis Cinta (KBC), adalah pendekatan pendidikan yang digagas oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.
Tujuannya adalah menanamkan nilai-nilai kasih sayang, empati, dan kemanusiaan sejak usia dini, terutama di lingkungan pendidikan keagamaan seperti madrasah dan perguruan tinggi Islam.
Konsep Utama Kurikulum Cinta
Kurikulum ini tidak hadir sebagai mata pelajaran baru, melainkan diintegrasikan ke dalam pelajaran yang sudah ada.
Fokusnya adalah membentuk karakter peserta didik melalui nilai-nilai cinta yang menyentuh aspek spiritual, sosial, dan ekologis.
Berikut lima asas utama yang menjadi fondasi Kurikulum Cinta:
- Cinta kepada Tuhan (Hablum Minallah) Menumbuhkan hubungan spiritual yang kuat antara peserta didik dan Sang Pencipta.
- Cinta kepada sesama manusia (Hablum Minannas) Mengajarkan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan semangat persaudaraan lintas agama dan budaya.
- Cinta kepada hewan dan tumbuhan Mendorong kepedulian terhadap makhluk hidup sebagai bagian dari ciptaan Tuhan.
- Cinta kepada alam semesta (Hablum Bil Bi’ah) Menanamkan kesadaran ekologis dan tanggung jawab menjaga lingkungan.
- Cinta kepada bangsa (Hubbul Wathan) Membentuk rasa cinta tanah air dan komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan.
Tujuan dan Harapan
Kurikulum ini diharapkan mampu:
- Membentuk budaya sekolah yang lebih humanis dan inklusif.
- Mencegah intoleransi dan kekerasan sejak dini.
- Menumbuhkan generasi yang berakhlak, peduli, dan cinta damai3.
Kemenag juga menyiapkan fasilitator dan panduan pelatihan agar nilai-nilai cinta ini bisa diinternalisasi secara efektif di lingkungan pendidikan.
Survei BPS: Indeks Kepuasan Jemaah Haji 2025 Naik Jadi 88,46 Persen, Kenaikan Terbesar Daker Bandara |
![]() |
---|
Bukan Sekadar Simbol dan Dokumen Antaragama, Deklarasi Istiqlal Jadi Seruan Persatuan Bangsa |
![]() |
---|
BAZNAS Bersama Menag RI Mulai Distribusikan Daging Dam untuk 42.215 Mustahik |
![]() |
---|
Bangunan Majelis Taklim di Bogor Ambruk saat Pengajian, Menag: Semoga Mereka Syahid |
![]() |
---|
Momentum Teladani Akhlak Rasulullah, Istighosah dan Ceramah Hiasi Peringatan Maulid Nabi di PIK 2 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.