Senin, 29 September 2025

Bukan Sekadar Simbol dan Dokumen Antaragama, Deklarasi Istiqlal Jadi Seruan Persatuan Bangsa

Ia menyebut dokumen tersebut sebagai simbol persaudaraan lintas iman dan k

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dodi Esvandi
Tribunnews/Fahdi Fahlevi
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, pada peluncuran buku Deklarasi Istiqlal di Henry Soetio Hall, Gedung KWI, Jakarta, Rabu (10/9/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, menegaskan bahwa Deklarasi Istiqlal bukan hanya milik satu agama, melainkan milik seluruh bangsa Indonesia. 

Ia menyebut dokumen tersebut sebagai simbol persaudaraan lintas iman dan kemanusiaan.

“Deklarasi ini ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal, tetapi juga disetujui oleh para tokoh agama dan budaya. Karena itu, ini bukan deklarasi agama, melainkan deklarasi bangsa,” ujar Antonius dalam peluncuran buku Deklarasi Istiqlal di Henry Soetio Hall, Gedung KWI, Jakarta, Rabu (10/9/2025).

Ia menjelaskan bahwa deklarasi tersebut memuat tiga dimensi utama:

  • Humanis, karena berfokus pada perjuangan kemanusiaan
  • Ekologis, dengan penekanan pada pentingnya menjaga bumi sebagai rumah bersama
  • Dialogis, yang mengedepankan perjumpaan dan komunikasi antarmanusia dalam kehidupan sehari-hari

Antonius juga menekankan pentingnya penerapan nyata dari nilai-nilai dalam deklarasi tersebut. 

Ia mencontohkan rencana Kementerian Agama untuk menyusun kurikulum cinta sebagai bentuk konkret dari semangat deklarasi.

Baca juga: Beri Selamat ke Paus Leo XIV, Menteri Agama Harap Komitmen Deklarasi Istiqlal Terus Terjalin 

“Enam bulan setelah pertemuan, saya mendengar langsung dari Kiai Haji Nasaruddin Umar bahwa Kementerian Agama sedang merancang kurikulum cinta. Itu bentuk nyata dari semangat deklarasi,” ungkapnya.

Ia berharap semangat Deklarasi Istiqlal dapat memperkuat persaudaraan lintas iman dan menumbuhkan rasa kemanusiaan di antara umat beragama.

“Makin tinggi keagamaan kita, makin dekatlah kita dengan sesama manusia. Makin kita membaca kitab suci masing-masing, makin kita bersahabat dengan orang lain,” tutup Antonius.

Sebagai informasi, Deklarasi Bersama Istiqlal 2024 ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar pada 5 September 2024. 

Penandatanganan dilakukan di pekarangan Masjid Istiqlal dan Terowongan Silaturahmi, Jakarta, sebagai simbol komitmen terhadap perdamaian, dialog, dan persaudaraan lintas agama.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan