Senin, 29 September 2025

Sidang Tahunan MPR

Penjelasan Prabowo Soal Kebocoran Kekayaan Negara dalam Skala Masif di Sidang Tahunan MPR

Presiden Prabowo Subianto menyatakan saat ini bangsa Indonesia dihadapkan pada realita adanya kebocoran kekayaan negara dengan skala yang amat besar.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Choirul Arifin
Foto tangkapan layar
PIDATO PRABOWO - Presiden RI Prabowo Subianto berpidato di sidang tahunan MPR/DPR/DPD RI 2025, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025). Prabowo menyatakan saat ini bangsa Indonesia dihadapkan pada realita adanya kebocoran kekayaan negara dengan skala yang amat besar. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menyatakan saat ini bangsa Indonesia dihadapkan pada realita adanya kebocoran kekayaan negara dengan skala yang amat besar.

Sebagai Presiden, Prabowo mengakui punya tanggung jawab menambal kebocoran tersebut dan menegakkan hukum demi keselamatan negara.

"Saat ini kita menghadapi realita terjadi kebocoran kekayaan negara kita dalam skala yang sangat besar. Kita mengalami suatu kondisi yang saya sebut net out flow of national wealth," kata Prabowo dalam pidatonya di sidang tahunan MPR/DPR 2025, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Tapi dalam mengatasi persoalan kebocoran kekayaan negara ini, Prabowo melihatnya dari sisi pembenahan, bukan hanya fokus mengejar mereka yang melakukan praktik buruk tersebut.

"Janganlah kita menghabiskan tenaga kita untuk mencari siapa yang salah, kita tidak ada waktu, kita tidak punya cukup energi untuk mencari kesalahan orang, pemerintah yang saya pimpin harus memusatkan diri untuk mencari solusi yang tepat dan cepat untuk masalah pokok ini," katanya.

Ketua Umum Partai Gerindra ini menganalogikan kebocoran kekayaan negara dengan keluarnya darah dari dalam tubuh manusia. 

Jika lubang-lubang ini dibiarkan begitu saja, lambat laun tubuh bisa mati kehabisan darah. Sama seperti negara gagal lantaran kekayaan di dalam negeri terus mengalir ke negara lain.

"Ibarat sebuah badan, kalau darahnya terus mengalir keluar maka pada suatu titik badan itu akan mati. Kalau mengalirnya kekayaan kita ke luar negeri kita biarkan terus menerus, kita berpotensi jadi negara gagal," kata Prabowo.

Prabowo menyatakan akan mengambil langkah - langkah penambalan sekalipun dianggap tidak populer oleh sebagian orang.

"Karena itu saya berkewajiban mengambil langkah-langkah yang perlu, walaupun itu sulit dan juga tidak populer bagi pihak tertentu," ujar dia.

Baca juga: Prabowo: 3,1 Juta Hektare Lahan Sawit Ilegal Kembali Dikuasai Negara

Sebelumnya Prabowo juga mengakui setelah 299 hari duduk di posisi kepala negara, ia semakin tahu ada banjir praktik penyelewengan di lingkungan pemerintahan. 

Perilaku-perilaku korupsi tersebut terjadi di setiap institusi, organisasi pemerintahan, maupun berbagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Dari pengamatannya ini, Prabowo kembali menyatakan bahwa masalah korupsi memang masih menjadi persoalan terbesar bangsa Indonesia.

Baca juga: Prabowo Analogikan Kebocoran Kekayaan Negara Seperti Tubuh Kehilangan Darah

Menurut dia, temuan ini tidak harus ditutup-tutupi. Sebab untuk memperbaiki atau menuntaskan segala masalah, langkah pertama yang harus diambil adalah mengakui kesalahan itu sendiri. 

“Ini bukan fakta yang harus kita tutup-tutupi,” ungkapnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan