Diplomat Muda Tewas di Menteng
Kemiripan Kasus Arya Daru dan Brigadir J: Sama-sama Tewas Tanggal 8 Juli dan Heboh Rekaman CCTV
Almarhum diplomat Arya Daru Pangayunan menjalankan tugas sangat mulia yakni memberikan perlindungan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri
Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra mengatakan salah satu dari dua kondom yang ditemukan sudah terpakai. "Alat kontrasepsi ada di dua tempat ada yang dibuang dari kamar," ujar Kombes Wira.
Satu buah kondom lain ditemukan polisi kata Kombes Wira tersimpan di tas gendong yang dibawa Arya Daru Pangayunan saat berada di rooftop gedung Kemenlu RI Jakarta. "Satu lagi ditemukan di tas gendong yang ditemukan di lantai 12 gedung Kemlu," kata Kombes Wira. Namun Kombes Wira mengaku tidak mengetahui dipergunakan untuk apa kondom tersebut. "Digunakan untuk apa kami kurang tahu," ujar Kombes Wira.
Penemuan dua alat kontrasepsi tersebut kontra dengan pernyataan dari Puslabfor Bareskrim Polri. Ahli sidik jari Pusat Identifikasi (Pusident) Bareskrim Polri, Aipda Sigit Kusdiyanto mengatakan dari sisa gulungan lakban kuning itu, ditemukan DNA Arya. "Ada 13 item (barang bukti) yang kami periksa, hanya 1 yang sangat menarik adalah pada sisa lakban di bonggol atau gulungan lakban itu terdapat DNA dari almarhum ADP," kata Sigit. Selain itu, hasil pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara (TKP), tidak ditemukan bercak darah baik ataupun lainnya, baik dari Arya atau pun pihak lain. Informasi penting disajikan secara kronologis.
Baca juga: Keping-keping Puzzle Misterius Kematian Arya Daru: Isu Selingkuh, Pesan Whatsapp dan Ponsel Hilang
"Pemeriksaan TKP yang kami lakukan, kami tidak menemukan di TKP adanya bercak darah, sperma arau material biologi di TKP, baik di dalam kamar korban, maupun di luar, kamar mandi, kami tidak menemukan materi biologi orang lain," ucapnya.
2. Salah Kirim Whatsapp
Ada jejak digital yang sampai sekarang masih misterius. Salah satunya soal Arya Daru salah mengirim pesan Whatsapp kepada sang istri. Awak media saat jumpa pers kemarin sempat menanyakan soal pesan WhatsApp yang diduga salah kirim oleh Arya kepada istrinya, Meta Ayu Puspitantri. Pesan itu disebut seharusnya ditujukan kepada orang lain kemungkinan perempuan yang disebut sebagai Vara(Sebelumnya disebut Farah) namun polisi tidak menjawab pertanyaan tersebut.
Padahal, saat jumpa pers polisi sempat memaparkan hasil pemeriksaan terhadap sejumlah rekaman CCTV. Termasuk, CCTV di mal Grand Indonesia, Jakarta. Dalam pemaparan itu, polisi turut menampilkan foto tangkapan kamera CCTV disertai dengan narasi penjelasan yang ditampilkan pada monitor. Salah satu yang ditampilkan adalah momen saat Arya sedang antre menunggu taksi untuk pulang dari Grand Indonesia pada Senin(7/7/2025) sekitar pukul 21.18 WIB.
Dalam narasi yang ditampilkan disebutkan Arya sedang mengantre taksi sambil membawa tas gendong dan tas belanja. Masih dalam narasi itu, disampaikan pula rekaman CCTV itu sesuai dengan keterangan saksi bahwa Arya salah mengirim pesan WhatsApp. "BERDASARKAN CCTV TERLIHAT KORBAN ANTRE TAXI BLUE BIRD. KORBAN MEMBAWA TAS GENDONG DAN TAS BELANJA, SESUAI DENGAN KETERANGAN SAKSI BAHWA KORBAN SALAH MENGIRIM PESAN WHATSAPP," demikian narasi pada monitor.
Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra juga sempat menyebut bahwa Arya Daru memang sempat belanja di Mal Grand Indonesia bersama perempuan bernama Vara. Usai berbelanja, Arya Daru pulang sendiri naik taksi. Tadinya hendak menuju bandara, akan tetapi mendadak putar haluan menuju gedung Kemlu RI Jakarta.
Kombes Wira juga menyebut perempuan bernama Vara sudah diperiksa sebagai saksi. "Sudah diperiksa," ujar Kombes Wira.
3. Kenapa Ponsel yang Hilang Tidak Terlacak Polisi
Teka-teki mengenai keberadaan telepon seluler milik diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan hingga kini belum juga terpecahkan. Polisi mengaku hanya menemukan satu unit handphone merk Samsung Note 0. Sementara Arya Daru diketahui memiliki telepon seluler lain yakni Samsung Ultra 22 yang hingga kini keberadaannya tidak diketahui.
"Samsung Ultra 22 saya tidak terima, hilang atau nggaknya saya nggak tahu," ujar Anggota Tim Digital Forensik dari Direktorat Siber Polda Metro Jaya, Ipda Saji Purwanto.
Sementara itu Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra juga mengatakan hal serupa. Kata dia handphone jenis Samsung Ultra 22 sehari-hari digunakan korban sampai sekarang dan belum ditemukan. "Handphone itu sampai sekarang belum ditemukan," ujar Kombes Wira.
Baca juga: Rekam Jejak Kapolda Tersingkat di Indonesia, Hanya 4 Hari Menjabat di Jatim, Terjerat Kasus Narkoba
Ipda Saji Purwanto menjelaskan handphone yang diberikan kepada penyidik pertama kali adalah Samsung Note 0 dan dinyalakan tahun 2019 tepatnya bulan Juni.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.