Rabu, 1 Oktober 2025

PDIP: Tanpa Kudatuli tak Ada Anak Tukang Kayu Jadi Presiden, Walaupun Sekarang Sudah Error

Ribka Tjiptaning menilai Peristiwa Kudatuli atau kerusuhan 27 Juli 1996 menjadi salah satu titik penting dalam sejarah demokrasi Indonesia.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Dodi Esvandi
Tribunnews.com/Fersianus Waku
RIBKA PDIP - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Ribka Tjiptaning dalam peringatan 29 tahun Peristiwa Kudatuli di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Minggu (27/7/2025). (Fersianus Waku) 

Meski begitu, Soerjadi yang sebelumnya menjadi Ketum PDI dinyatakan kembali terpilih sebagai Ketum PDIP berdasarkan KLB pada 22 Juni 1996 di Medan. 

Dari sinilah internal PDI terpecah menjadi dua antara kubu Megawati dengan Soerjadi. 

Baca juga: Rangkaian HUT Ke-52, PDIP Gelar Wayang Lakon Lahirnya Wisanggeni di Sekolah Partai Lenteng Agung

Meski Megawati terpilih sebagai Ketum PDIP berdasarkan KLB Medan, posisinya tak mendapat pengakuan dari pemerintah. 

Pemerintah melalui Kepala Staf Sosial Politik ABRI Letjen Syarwan Hamid justru mengakui Soerjadi sebagai Ketum PDI. 

Akibat hal tersebut, Munas PDI yang digelar di Jakarta tidak dianggap dan kepemimpinan Megawati tidak diakui. 

Setelahnya, muncul ketegangan politik yang berujung dengan beredarnya isu perebutan kantor DPP PDI jelang Juli 1996. 

Pada saat itu, Megawati mendapat dukungan dari aktivis dan mahasiswa yang menentang rezim Ode Baru di bawah kekuasaan Soeharto. 

Mendengar Kantor DPP akan direbut, PDI kubu Megawati melakukan penjagaan di lokasi pada siang dan malam hari. 

Namun, pada 27 Juli 1996 suasana Kantor DPP PDI seketika memanas setelah kedatangan sekelompok massa yang berasal dari kubu Soerjadi. 

Kerusuhan pecah Saat massa dari kubu Soerjadi tiba, massa dari kubu Megawati mengira bahwa mereka adalah kawan. 

Sebab, massa tersebut datang sekitar pukul 06.20 WIB dengan menggunakan kaus berwarna merah bertuliskan "DPP PDI Pendukung Kongres Medan". 

Massa yang datang justru melakukan penyerangan dengan cara melempari kantor DPP PDI dengan batu sebesar kepalan tangan. 

Mereka juga melontarkan caci maki kepada sosok Megawati beserta pendukungnya. 

Berawal dari situ, penyerangan di Kantor DPP PDI diketahui dilakukan oleh massa yang mendukung Soerjadi. 

Massa dari kubu Soerjadi yang mendatangi Kantor DPP PDI tak hanya melempari markas PDI kubu Megawati menggunakan batu. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved