Minggu, 5 Oktober 2025

Beras Oplosan

Soal Kasus Beras Oplosan, Mentan Andi Amran Minta Produsen Sadar

Amran menyebut pihaknya menemukan peredaran 212 merek beras yang tak sesuai standar mutu dan takaran di pasaran. 

Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
BERAS OPLOSAN - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengingatkan para produsen beras yang diduga melanggar melanggar aturan mulai mengoplos hingga mengurangi takaran agar cepat sadar. Hal ini dikatakan Amran saat menghadiri acara kejuaraan menembak di Mako Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok pada Kamis (17/7/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman meminta agar para produsen beras yang diduga melanggar aturan mulai mengoplos hingga mengurangi takaran agar cepat sadar.

Dia meminta agar pelaku-pelaku ini mengikuti regulasi yang ada dan tidak merugikan masyarakat.

Baca juga: Firnando Ganinduto Soroti Isu Beras Oplosan dan Permendag Nomor 8 di Raker dengan Kemendag

“Mudah-mudahan semua sudah sadar dan menyesuaikan regulasi yang ada,” kata Amran kepada wartawan di Mako Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, Kamis (17/7/2025).

Jika tidak, kata Amran, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polri agar segera menindak para produsen curang ini sesuai prosedur hukum yang berlaku.

“Ya beras oplosan semua kami minta segera menyesuaikan dengan regulasi yang ada di republik ini. Kami sudah mengirim seluruh merek yang tidak sesuai (takaran),” tuturnya.

Beras oplosan adalah praktik mencampur beras biasa dengan beras premium, lalu menjualnya seolah-olah berkualitas tinggi—padahal mutu dan beratnya tidak sesuai standar.

Sebelumnya, Amran menyebut pihaknya menemukan peredaran 212 merek beras yang tak sesuai standar mutu dan takaran di pasaran. 

Amran menyebut, beras-beras tersebut terdiri atas kategori premium dan medium, dan diduga menjadi penyebab lonjakan harga di atas harga eceran tertinggi (HET) meskipun stok beras nasional melimpah.

"Baru saja diumumkan, 3 hari lalu bahwa beras kita diprediksi 35,6 juta ton. Target kita 32 juta ton. Artinya, 3,6 juta ton di atas target," kata Amran dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (26/6/2026).

Amran menjelaskan, temuan ini berawal dari pengecekan langsung di pasar-pasar berbagai kota besar di Indonesia, mencakup 10 provinsi. 

Pemeriksaan tersebut, kata dia, meliputi aspek mutu, kualitas, timbangan, dan kesesuaian harga jual dengan ketentuan pemerintah.

"Ada anomali yang kami baca. Kami mengecek di pasar, di 10 provinsi, kota besar Indonesia. Kami cek mulai mutu, kualitas, timbangan, ternyata tidak pas, termasuk HET," ujar Amran.

Dari hasil pengujian yang melibatkan 13 laboratorium, diketahui bahwa 85,56 persen dari 136 merek beras premium tidak memenuhi standar mutu.

Selain itu, Amran menyebut bahwa sebanyak 59,78 persen tidak sesuai dengan HET dan 21 persen tidak sesuai dengan takaran berat.

Baca juga: Pimpinan Komisi III DPR Desak Polisi dan Kejagung Usut Tuntas Aktor di Balik Beras Oplosan

"Katakanlah beratnya 5 kilo harusnya. Tetapi 4 kilo. Kemudian HET di atas yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kemudian ini yang serius, yakni mutu beras. Tidak sesuai dengan standar. Ini mengejutkan kami semua," ucapnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved