Gaya Pendekatan Sufmi Dasco Ahmad Disebut Oase Politik di Tengah Badai Kepentingan
Dalam banyak isu penting, Dasco tampil tidak meledak-ledak, tidak terbawa arus media sosial, dan tidak tergoda untuk menggunakan bahasa provokatif
Penulis:
Erik S
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi menilai, Wakil Ketua DPR RI dan Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menempati posisi yang strategis sekaligus kompleks.
Ia bukan hanya bertanggung jawab menjaga kesolidan partai pemenang pemilu, tetapi juga menjadi salah satu figur penting dalam menjembatani kekuasaan eksekutif dan legislatif.
"Namun di balik posisi tersebut, yang paling penting justru adalah karakter dan pendekatan yang Dasco bawa ke dalam politik nasional: sejuk, sabar, dan sistematis," kata R Haidar Alwi, Selasa (15/7/2025).
Dalam banyak isu penting, Dasco tampil tidak meledak-ledak, tidak terbawa arus media sosial, dan tidak tergoda untuk menggunakan bahasa provokatif.
Ketika polemik empat pulau antara Aceh dan Sumatera Utara menjadi bahan bakar sektarianisme di media lokal, Dasco tidak menyulut emosi, tetapi justru mengarahkan penyelesaian melalui dialog, konstitusi, dan penguatan integrasi nasional. Ia tidak menonjolkan ego fraksi, tetapi mendorong semangat kebangsaan.
"Gaya kepemimpinannya menjadi kontras sekaligus harapan. Ia menunjukkan bahwa politik tidak harus bising untuk efektif, dan tidak harus keras untuk dianggap kuat. Justru dalam ketenangan itu terletak kekuatan sejati: meredam, menjembatani, menyatukan," tutur R Haidar Alwi.
Baca juga: Habiburokhman Ditegur Dasco Gegara Draf RUU KUHAP Belum Diunggah ke Publik
Ia juga mencermati bahwa Sufmi Dasco Ahmad bukan tipe pemimpin yang hanya muncul saat sorotan besar. Justru ia konsisten hadir dalam berbagai momen penting kebangsaan, tidak hanya sebagai simbol, tetapi juga sebagai penggerak moral.
Pada Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025, Dasco mengingatkan publik bahwa Pancasila bukan hanya hafalan seremonial, tetapi harus dijalankan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh para pejabat negara.
"Pernyataan itu, meski disampaikan singkat melalui kanal resminya, sangat bermakna. Ia menolak menjadikan hari besar hanya sebagai formalitas, dan justru mendorong internalisasi nilai luhur bangsa," sebut R Haidar Alwi.
Pada Hari Buruh Internasional, Dasco juga hadir dalam audiensi dengan serikat pekerja, mendengarkan keluhan dan memberi harapan agar legislasi berpihak pada keadilan industri.
Sementara dalam momentum Hari Pahlawan, ia menyerukan semangat patriotisme yang bersih dari sekadar retorika kosong.
Bahkan dalam kasus kemanusiaan yang melibatkan WNI di Myanmar, Dasco menjadi salah satu pimpinan DPR yang mendorong agar pemerintah mempertimbangkan langkah operasi militer non-perang demi menyelamatkan warga negara.
"Ini menandakan bahwa Dasco memahami betul bahwa kebangsaan bukan hanya wacana dalam negeri, tapi tanggung jawab global terhadap warga dan kehormatan negara," ungkap R Haidar Alwi.
Dalam struktur kekuasaan sekarang, Dasco menjadi figur strategis yang tidak bisa diremehkan. Sebagai Ketua Harian Gerindra dan orang kepercayaan Presiden Prabowo Subianto, ia memainkan peran penting dalam menjaga harmoni antara kekuatan politik partai dan visi besar negara.
"Ia memastikan partai tetap solid, DPR tetap konstruktif, dan kebijakan nasional berjalan dalam rel konstitusi," jelas R Haidar Alwi.
Istana & DPR Kompak Bantah Kapolri Diganti, Listyo Sigit Disebut Masih Jabat hingga Akhir 2025 |
![]() |
---|
Berbincang Empat Mata, Presiden Prabowo Terima Kedatangan Dasco di Istana |
![]() |
---|
Melindungi Dampak Negatif dari Pamer Harta Berlebihan, UU Anti Flexing Dibutuhkan Indonesia Saat Ini |
![]() |
---|
Dasco Mendadak Dipanggil Presiden Prabowo Saat Audiensi dengan Para Driver Ojol di DPR |
![]() |
---|
Respons Tuntutan 17+8, DPR Penuhi 3 Poin, Ini Langkah Konkretnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.