Tahun Baru Islam 1447 H
Khutbah Jumat, 27 Juni 2025: Tahun Baru sebagai Momentum Muhasabah Diri
Teks khutbah "Tahun Baru sebagai Momentum Muhasabah Diri" ini bisa dibacakan saat shalat Jumat pada 27 Juni 2025, bertema Tahun Baru Islam 1447 H.
Jemaah Jum’at hafidzakumullah,
Dalam kehidupan yang serba cepat dan penuh dengan berbagai tuntutan, seringkali kita terjebak dalam rutinitas yang membuat kita lupa untuk berhenti sejenak dan melihat ke dalam diri. Muhasabah diri atau auto kritik adalah salah satu cara untuk melakukan evaluasi terhadap diri kita sendiri. Ini langkah penting yang harus kita ambil untuk berkembang dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Muhasabah diri bukan sekadar melihat apa yang telah dilakukan, tetapi lebih dari itu, sebenarnya adalah tentang memahami niat, motivasi di balik setiap tindakan, dan dampak yang ditimbulkan dari pilihan-pilihan yang kita buat. Ini adalah cara untuk berbicara kepada diri-sendiri dengan jujur, tanpa penyesalan berlebihan, dan tanpa menutupi kesalahan kita. Sebagai umat yang beriman, kita diajarkan untuk selalu melakukan introspeksi. Rasulullah saw pernah bersabda:
“Orang yang berakal adalah orang yang dapat menghisab dirinya dan beramal untuk apa yang setelah mati, sementara orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan beranganangan terhadap Allah."
Bahkan, muhasabah juga mengajarkan kepada kita untuk lebih rendah hati. Ketika kita melihat kembali perjalanan hidup, maka akan ditemukan bahwa banyak hal yang sudah kita capai bukan semata-mata karena usaha kita sendiri, tetapi karena karunia dan pertolongan Allah. Ini adalah saatnya untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikanNya. Serta untuk mengingatkan diri kita agar tidak cepat merasa puas, tetapi terus berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi orang lain.
Penting untuk dicatat bahwa muhasabah diri bukan hanya tentang mengkritik diri atas kegagalan atau menyalahkan diri atas kesalahan yang telah terjadi, tetapi lebih kepada menerima kenyataan, belajar dari kesalahan tersebut, dan bertekad untuk tidak mengulanginya. Ini adalah proses yang membimbing kita menuju perbaikan dan pertumbuhan, tidak hanya secara fisik, tetapi juga spiritual, emosional, dan bahkan intelektual.
Akhirnya, mari kita jadikan muhasabah diri sebagai kebiasaan yang tak terpisahkan dalam kehidupan, cara untuk mengingatkan diri bahwa kita masih banyak belajar, masih banyak yang perlu diperbaiki, dan masih banyak pula yang bisa kita capai dengan izin Allah. Semoga setiap langkah kita diiringi dengan niat baik dan usaha yang tulus untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik.
Khotbah Kedua
الحه ددی به او با راه روني، والسلة والتقيم على تربية القلب وعلى اله وسعيه الدين، ومن تبعهم بالشني إلى الي كتير أوميكم عند الله ركان الحسن علوی الله الله عليم الاب وسيل الشعته في اكتت والا يريد تا عند الطلب أقلموا أن بين الإسلام حال الصديقة لما منطقة من الرسالات السفارة، والهيما عليها قالت تعال ورأوك بيك الكتاب بالحق المتبقا لما بين إليه من الكتاب والهيمنا عليم الإيمان بالرسل والكتب الشيقة ولكن من أركان الإيمان، والد قال الله تعالى، ومن الرسول بنا أقول الله من الله والمؤمنون وكل آمن بالله وملائكته وكتبه ورسله المن مقتضى الإيمان الصحيح أختراع جميع الأنبياء وعدم التفريق بينهم، مع التمسك بشريعة الإسلام التي أجعلها الله ورحتها لنا بين اللهم الغير المسلمين والمشيعات، والكومين والمؤمنات الأحياء منهم والأموت إنك جميع قريب مجيب الشعوب، اللهم أعطنا من
الذين يؤمنون بجميع مشبك ولوكيون نيك مختلف والعشكون بكتابت العظيم، ويفعلون بشرعيك الشقعة اللهم سهر اللون من الكبر والتعصب، والعقلى بالحكمة والتنصيرة وبايدي اللهم أخت تعد على ورحمة لا تجعلنا من الحامدين اللهم المر دينك واطر كيملك، وولنا بما تحب وترضى عناء كلي وين الله يأمر بالعمل والإحسان والام
في الكتي، وأمي في العالم والكام وأبني بيماد لعلكم الكون شاكر الله ام بالوان واشكر على بعد والد ولا على البر والله يعلم ما المتقون
(Tribunnews.com/Latifah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.