Tahun Baru Islam 1447 H
Khutbah Jumat, 27 Juni 2025: Tahun Baru sebagai Momentum Muhasabah Diri
Teks khutbah "Tahun Baru sebagai Momentum Muhasabah Diri" ini bisa dibacakan saat shalat Jumat pada 27 Juni 2025, bertema Tahun Baru Islam 1447 H.
TRIBUNNEWS.COM - Berikut teks khutbah yang berjudul "Tahun Baru sebagai Momentum Muhasabah Diri".
Adapun teks khutbah ini dirilis oleh Kementerian Agama (Kemenag) pada Rabu, 25 Juni 2025.
Teks khutbah "Tahun Baru sebagai Momentum Muhasabah Diri" ini bisa dibacakan saat shalat Jumat pada 27 Juni 2025, nanti.
Khutbah ini bertema Tahun Baru Islam 1447 H.
Tahun baru bisa menjadi momen baik untuk mengingat beberapa ajaran yang mengarah pada refleksi diri dan perbaikan dalam hidup.
Dikutip dari laman Simbi Kemenag, berikut teks khutbah Jumat, 27 Juni 2025.
Baca juga: 5 Rukun Khutbah Jumat: dari Hamdalah hingga Doa untuk Kaum Muslimin
Tahun Baru sebagai Momentum Muhasabah Diri
Khotbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِنَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِي لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِي وَيُمِيتُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ اللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْمُهْتَدِينَ الطَّاهِرِينَ. أَمَّا بَعْدُ: أَيُّهَا الْحَاضِرُونَ أُوصِيكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللَّهِ فِي كُلِّ وَقْتِ وَمَكَانَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ، كَمَا قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تقاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ أَيْضًا: وَالْعَصْرُ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمنوا وعملوا الصالحات وتواصوا بالحقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر.
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt yang telah menganugerahkan berbagai kenikmatan; nikmat iman, Islam, dan utamanya sehat dan ‘afiah. Tanpa semua nikmat itu kita tidak akan mungkin dapat mengerjakan salat Jum’at berjemaah di masjid. Meningkatkan ketakwaan berarti melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Karena hanya dengan takwa kita dapat memperoleh kebahagiaan duniawi dan ukhrawi.
Jemaah Jum’at Hafidzakumullah,
Tema “Tahun Baru” secara eksplisit tidak disebutkan dalam AlQur’an seperti yang kita pahami saat ini. Akan tetapi, Islam meletakkan prinsip-prinsip penting tentang waktu, perhitungan, dan perbaikan diri yang sangat ditekankan baik oleh Al-Qur’an maupun hadis. Salah satunya persis sebagaimana penegasan ayat di atas yang sangat populer, yaitu Q.S. Al-‘Asr [103] ayat 1-3.
“Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.”
Jemaah Jum’at Hafidzakumullah,
Tahun baru bisa menjadi momen baik untuk mengingat beberapa ajaran yang mengarah pada refleksi diri dan perbaikan dalam hidup. Tentu momen yang penuh dengan harapan dan resolusi.
Banyak dari kita yang merayakan datangnya tahun baru dengan semangat baru, dengan tekad dan tujuan yang ingin dicapai. Ia bukan sekadar merayakan pergantian angka, pesta, kembang api, atau selebrasi dengan begitu semarak, meriah dan bahkan megah, akan tetapi tahun baru adalah waktu yang tepat untuk melakukan muhasabah diri, sebuah introspeksi atau evaluasi terhadap perjalanan hidup kita selama ini.
Tahun baru sebenarnya simbol harapan atas peluang baru. Betapa tidak, ketika menjelang pergantian tahun baru tiba, kita seakan diberi kesempatan untuk menata ulang hidup kita. Ada rasa ingin memperbaiki diri, meninggalkan kebiasaan buruk, dan berkomitmen untuk menjadi versi terbaik dari diri kita. Oleh karenanya, tahun baru juga harus dapat membawa kita untuk merenung sejenak: seberapa jauh kita telah melangkah dan berkembang? Apa saja pencapaian yang telah diraih? dan apa yang masih belum tercapai?
Dengan memanfaatkan momentum ini, kita dapat berintrospeksi diri, menyusun langkah-langkah konkret untuk meraih tujuan-tujuan hidup yang lebih baik, baik dalam hal pribadi, keluarga, pekerjaan, atau spiritual. Setiap tahun memiliki cerita dan perjalanan masing-masing. Ada suka, ada duka, ada pencapaian, dan ada kegagalan. Inilah ritme kehidupan yang dialami oleh setiap manusia di dunia ini.
Walakin, setiap pengalaman tidak lain merupakan pelajaran yang membawa kita menuju kedewasaan dan pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita (keberadaan kita). Tahun baru adalah waktu untuk melepaskan apa yang sudah lewat, menerima kenyataan, dan berharap pada kemungkinan yang akan datang. Keterangan ini persis tersitir dalam penegasan Al-Qur’an :
يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلَتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ .
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Hasyr [59]: 18).
Jemaah Jum’at hafidzakumullah,
Dalam kehidupan yang serba cepat dan penuh dengan berbagai tuntutan, seringkali kita terjebak dalam rutinitas yang membuat kita lupa untuk berhenti sejenak dan melihat ke dalam diri. Muhasabah diri atau auto kritik adalah salah satu cara untuk melakukan evaluasi terhadap diri kita sendiri. Ini langkah penting yang harus kita ambil untuk berkembang dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Muhasabah diri bukan sekadar melihat apa yang telah dilakukan, tetapi lebih dari itu, sebenarnya adalah tentang memahami niat, motivasi di balik setiap tindakan, dan dampak yang ditimbulkan dari pilihan-pilihan yang kita buat. Ini adalah cara untuk berbicara kepada diri-sendiri dengan jujur, tanpa penyesalan berlebihan, dan tanpa menutupi kesalahan kita. Sebagai umat yang beriman, kita diajarkan untuk selalu melakukan introspeksi. Rasulullah saw pernah bersabda:
“Orang yang berakal adalah orang yang dapat menghisab dirinya dan beramal untuk apa yang setelah mati, sementara orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan beranganangan terhadap Allah."
Bahkan, muhasabah juga mengajarkan kepada kita untuk lebih rendah hati. Ketika kita melihat kembali perjalanan hidup, maka akan ditemukan bahwa banyak hal yang sudah kita capai bukan semata-mata karena usaha kita sendiri, tetapi karena karunia dan pertolongan Allah. Ini adalah saatnya untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikanNya. Serta untuk mengingatkan diri kita agar tidak cepat merasa puas, tetapi terus berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi orang lain.
Penting untuk dicatat bahwa muhasabah diri bukan hanya tentang mengkritik diri atas kegagalan atau menyalahkan diri atas kesalahan yang telah terjadi, tetapi lebih kepada menerima kenyataan, belajar dari kesalahan tersebut, dan bertekad untuk tidak mengulanginya. Ini adalah proses yang membimbing kita menuju perbaikan dan pertumbuhan, tidak hanya secara fisik, tetapi juga spiritual, emosional, dan bahkan intelektual.
Akhirnya, mari kita jadikan muhasabah diri sebagai kebiasaan yang tak terpisahkan dalam kehidupan, cara untuk mengingatkan diri bahwa kita masih banyak belajar, masih banyak yang perlu diperbaiki, dan masih banyak pula yang bisa kita capai dengan izin Allah. Semoga setiap langkah kita diiringi dengan niat baik dan usaha yang tulus untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik.
Khotbah Kedua
الحه ددی به او با راه روني، والسلة والتقيم على تربية القلب وعلى اله وسعيه الدين، ومن تبعهم بالشني إلى الي كتير أوميكم عند الله ركان الحسن علوی الله الله عليم الاب وسيل الشعته في اكتت والا يريد تا عند الطلب أقلموا أن بين الإسلام حال الصديقة لما منطقة من الرسالات السفارة، والهيما عليها قالت تعال ورأوك بيك الكتاب بالحق المتبقا لما بين إليه من الكتاب والهيمنا عليم الإيمان بالرسل والكتب الشيقة ولكن من أركان الإيمان، والد قال الله تعالى، ومن الرسول بنا أقول الله من الله والمؤمنون وكل آمن بالله وملائكته وكتبه ورسله المن مقتضى الإيمان الصحيح أختراع جميع الأنبياء وعدم التفريق بينهم، مع التمسك بشريعة الإسلام التي أجعلها الله ورحتها لنا بين اللهم الغير المسلمين والمشيعات، والكومين والمؤمنات الأحياء منهم والأموت إنك جميع قريب مجيب الشعوب، اللهم أعطنا من
الذين يؤمنون بجميع مشبك ولوكيون نيك مختلف والعشكون بكتابت العظيم، ويفعلون بشرعيك الشقعة اللهم سهر اللون من الكبر والتعصب، والعقلى بالحكمة والتنصيرة وبايدي اللهم أخت تعد على ورحمة لا تجعلنا من الحامدين اللهم المر دينك واطر كيملك، وولنا بما تحب وترضى عناء كلي وين الله يأمر بالعمل والإحسان والام
في الكتي، وأمي في العالم والكام وأبني بيماد لعلكم الكون شاكر الله ام بالوان واشكر على بعد والد ولا على البر والله يعلم ما المتقون
(Tribunnews.com/Latifah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.